Penguatan Ketahanan Pangan, Panen Bawang di Wiwirano

  • Bagikan
PANEN BAWANG : Program ketahanan pangan yang digaungkan Bupati Konut, Ruksamin, dalam menekan laju inflasi, mulai dinikmati hasilnya oleh para petani. Ia bersama Wakilnya, Abuhaera, baru saja memimpin panen raya bawang merah di Desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, kemarin
PANEN BAWANG : Program ketahanan pangan yang digaungkan Bupati Konut, Ruksamin, dalam menekan laju inflasi, mulai dinikmati hasilnya oleh para petani. Ia bersama Wakilnya, Abuhaera, baru saja memimpin panen raya bawang merah di Desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, kemarin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Program ketahanan pangan yang digaungkan Bupati Konawe Utara (Konut), Ruksamin, dalam menekan laju inflasi, mulai dinikmati hasilnya oleh para petani. Ia bersama Wakilnya, Abuhaera, baru saja memimpin panen raya bawang merah di Desa Tetewatu, Kecamatan Wiwirano, Senin (2/12).

Dalam kesempatan itu, Ruksamin mengatakan, panen yang dilakukan merupakan hasil dari dukungan penuh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kepada petani. Mulai dari penyediaan bibit, pupuk gratis, hingga teknologi modern. Berkat ketekunan petani kelompok, hasilnya juga sangat memuaskan.

“Semua biaya, pemerintah siapkan. Keuntungannya 100 persen menjadi milik petani,” ujar Ruksamin, kemarin.

Bupati dua periode mengungkapkan kebanggaan atas capaian Konawe Utara yang berhasil menekan inflasi pada tahun 2023. Bahkan menjadi satusatunya daerah di Sulawesi Tenggara yang menerima penghargaan dan instentif dari Pemerintah Pusat, diserahkan langsung Wakil Presiden dengan nilai Rp 19 miliar. Dana tersebut sepenuhnya dialokasikan untuk mendukung sektor pertanian dan langsung diberikan kepada petani melalui dinas terkait.

“Dana tersebut tidak digunakan untuk fisik, tetapi langsung kami serahkan ke OPD terkait agar sampai ke petani,” katanya.

Untuk memastikan hasil panen dapat dimanfaatkan secara maksimal, Ruksamin meminta pihak Dinas Ketahanan Pangan membeli langsung hasil panen petani melalui program pangan murah. “Ada anggaran untuk pangan murah. Silakan langsung beli hasil panen ini,” instruksi Konut-1 tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Konut, Yuliatin, mengungkapkan, pengembangan bawang merah tahun 2024 dialokasikan sebesar Rp 2 miliar. Penanaman dilakukan dengan pola integrasi pada lahan perkebunan sawit. Sehingga selain meningkatkan pendapatan dari sawit, petani juga mendapatkan tambahan melalui komoditas bawang merah.

“Kami menerapkan pola tanam di sela-sela sawit berumur 0-5 tahun dan di sekitar lahan berumur lebih dari 5 tahun. Teknologi modern yang digunakan mampu meningkatkan hasil panen dari 10 ton menjadi 15 ton per hektare,” jelas Yuliatin.

Ia mengaku, pada tahun 2025 mendatang, pihaknya mendapatkan pengembangan kawasan hortikultura seluas 5.005 hektare, termasuk 150 hektare untuk bawang merah. Makanya tagline Disbun dan Hortikultura adalah “Sawit Berbuah, Bawang Berseri, Petani Bahagia”. (c/min)

  • Bagikan

Exit mobile version