Menjemput Peluang di Era Disrupsi

  • Bagikan
Muhammad Ahmi Husein S.Si., M.Sc. (Dosen dan Peneliti Kewirausahaan Inklusif UPN Veteran Jatim)
Muhammad Ahmi Husein S.Si., M.Sc. (Dosen dan Peneliti Kewirausahaan Inklusif UPN Veteran Jatim)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Dalam kurang dari 5 tahun terakhir, dunia mengalami sontakan teknologi yang luar biasa. Perubahan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Tokopedia telah menjalin kolaborasi dengan raksasa Gojek dan Tiktok dan Shopee. Dengan fitur Live-nya telah merubah cara berbisnis yang kita kenal selama beberapa abad terakhir.

Perkembangan pesat pada Video Conference menjadikan jarak seakan bukan halangan. Hal ini memungkinkan kita untuk menghadiri kelas yang dilaksanakan di Inggris walaupun berada di Indonesia. Hingga yang terbaru adalah Artificial Intelligence (AI) yang setiap harinya selalu berinovasi memenuhi kebutuhan berbagai aspek masyarakat.

Teknologi telah membuka banyak pintu baru seperti pendidikan jarak jauh, pemasaran digital untuk usaha kecil, hingga analisis data berbasis AI yang dapat membantu pekerjaan lebih cepat. Namun, kenyataan pahitnya adalah banyak daerah kepulauan di Indonesia, malah semakin jauh dari akses teknologi ini.

Generasi muda di kepulauan khususnya menghadapi risiko besar jika mereka tidak diberdayakan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi ini sedini mungkin. Mereka bukan hanya akan kehilangan kesempatan untuk bersaing dengan pemuda dari kota maju, tetapi juga terancam tertinggal dalam pendidikan dan kewirausahaan yang merupakan tulang punggung pembangunan ekonomi.

Urgensi Fasilitas Listrik dan Internet yang memadai Daerah Kepulauan

Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya fasilitas primer seperti listrik dan internet. Di banyak daerah kepulauan, listrik masih belum tersedia 24x7. Apalagi jaringan internet sering kali lambat atau bahkan tidak ada. Kondisi ini membuat teknologi sulit dijangkau, apalagi digunakan untuk pendidikan atau bisnis. Ditambah lagi, biaya logistik yang mahal dan transportasi yang sulit semakin menyulitkan pelaku usaha untuk berkembang.

Tanpa mengikuti perkembangan teknologi yang pesat ini, pemuda kepulauan akan menghadapi tantangan besar yang akan menyulitkan mereka bukan hanya masa ini, tapi juga masa depan.

Dalam pendidikan, para pemuda kepulauan ini tidak hanya akan kesulitan mengikuti pelajaran, tetapi juga kehilangan peluang untuk bersaing di universitas dan perusahaan dari kota maju yang telah menggunakan teknologi terbaru dalam sistemnya. Di sektor kewirausahaan, mereka hanya bisa menjual produk di pasar lokal, sementara pelaku usaha di kota besar sudah memanfaatkan AI dan e-commerce untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.

Ketertinggalan ini hanya akan memperlebar jurang kesenjangan antara daerah kepulauan dan kota maju. Generasi muda yang tidak diberdayakan akan kehilangan kepercayaan diri, potensi besar daerah tidak akan tergarap, dan masyarakat tetap terjebak dalam keterbatasan ekonomi.

Pentingnya Pemimpin Visioner

Pemilihan kepala daerah yang akan datang adalah kesempatan besar untuk mengubah kondisi ini. Pemimpin yang terpilih harus memiliki visi yang jelas untuk membangun infrastruktur teknologi di daerah kepulauan. Mereka harus berani berinvestasi dalam pembangunan jaringan internet, energi terbarukan, dan pelatihan teknologi untuk pemuda.

Untuk itulah, pengadaan internet stabil hingga pelosok daerah perlu dilakukan. Pelatihan kewirausahaan digital bagi pemuda dan pelaku usaha lokal.

Kerja sama dengan swasta untuk membangun energi terbarukan seperti solar panel. Pendampingan pelaku usaha lokal untuk masuk ke marketplace nasional dan internasional.

Bayangkan jika pemuda di daerah kepulauan memiliki akses penuh ke teknologi. Mereka bisa belajar secara daring, membuka usaha berbasis teknologi, dan menjual produk mereka ke pasar global. Dalam waktu singkat, perekonomian lokal bergerak, lapangan kerja terbuka, dan masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Mari gunakan hak pilih kita dengan bijak. Pilihan kita hari ini adalah investasi untuk masa depan generasi muda dan kemajuan daerah kepulauan. Saatnya kita bangkit, jadikan teknologi dan kewirausahaan sebagai kendaraan menuju perubahan. Bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi daerah kepulauan Indonesia! (*)

  • Bagikan