Membangun Generasi Berdaya Saing Melalui Deep Learning

  • Bagikan
Hj. Fatimasang Abu Massi, S.Pd., M.Pd (Fasilitator Angkatan 11 BBGP Sul-Sel)
Hj. Fatimasang Abu Massi, S.Pd., M.Pd (Fasilitator Angkatan 11 BBGP Sul-Sel)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Dalam era pendidikan abad ke- 21, tuntutan untuk mengembangkan pembelajaran yang mendalam (deep learning) semakin mendesak. Deep learning bukan hanya sekadar pendekatan pembelajaran berbasis hafalan, melainkan lebih menekankan pada penguasaan konsep secara holistik, pengembangan keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan pemecahan masalah yang berakar pada pemahaman yang mendalam.

Penerapan deep learning sangat relevan dalam membentuk generasi yang adaptif, inovatif, dan kompetitif di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA (Fullan & Langworthy, 2014, hlm. 20). Pendekatan ini berfokus pada pengembangan generasi yang memiliki daya saing melalui penerapan deep learning yang berorientasi pada pengembangan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dengan tujuan menghasilkan kemampuan untuk memecahkan masalah kompleks dan beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia modern.

Pada jenjang PAUD, penerapan deep learning difokuskan pada pengembangan kreativitas serta keterampilan dasar yang kokoh. Di tingkat pendidikan dasar dan menengah, penerapan deep learning memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta keterampilan sosial yang penting. Artikel ini juga mengidentifikasi tantangan serta strategi untuk mengintegrasikan pembelajaran mendalam dalam kurikulum dan menyoroti pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan potensi siswa secara maksimal.

#Tantangan Pendidikan di Indonesia

Dalam konteks pendidikan nasional, salah satu tantangan utama adalah dominasi metode pembelajaran tradisional yang cenderung berfokus pada transfer informasi. Metode ini sering kali kurang mampu menumbuhkan daya pikir kreatif dan analitis peserta didik. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, Revolusi Industri 4.0, dan perubahan dinamis dalam dunia kerja, peserta didik harus dibekali dengan kemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) yang didasarkan pada pemahaman mendalam. Penelitian oleh Dede dan Richards (2017) menunjukkan deep learning dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, deep learning menjadi pendekatan yang esensial untuk membangun generasi yang berdaya saing, yang diterapkan dari jenjang PAUD hingga SMA.

Penelitian Dede dan Richards (2017) juga menegaskan bahwa deep learning dapat mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan serta aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Deep learning berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif, serta kemampuan untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks. Pada jenjang PAUD, penerapan deep learning berfokus pada dasar pengembangan kognitif dan sosial yang kuat. Di tingkat pendidikan dasar hingga menengah, pendekatan ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai materi pelajaran dan meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi tantangan dunia profesional.

#Urgensi Penerapan Deep Learning

Penerapan deep learning di semua jenjang pendidikan memberikan pendekatan baru dalam mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang mencakup nilai-nilai kritis, kreatif, kolaboratif, mandiri, dan berakhlak mulia. Pentingnya integrasi konsep ini dalam kurikulum, mulai dari pembelajaran dasar di PAUD yang berfokus pada eksplorasi dan pengembangan rasa ingin tahu, hingga tingkat SMA yang memprioritaskan analisis mendalam dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Hasil penelitian oleh Fullan dan Langworthy (2014) menunjukkan bahwa deep learning mampu membangun kompetensi abad ke-21 melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pandangan ini sejalan dengan kesimpulan bahwa generasi yang mampu berpikir kritis dan kreatif akan lebih siap menghadapi tantangan global. Jenjang PAUD hingga SMA sebagai pilar pengembangan deep learning.

Pada jenjang PAUD, deep learning dapat dimulai dengan memperkenalkan pengalaman belajar yang berpusat pada anak melalui eksplorasi bermain, eksperimen sederhana, dan interaksi sosial. Pada jenjang SD dan SMP, fokusnya beralih pada penguatan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan refleksi melalui proyek dan pembelajaran berbasis masalah (PBL). Di jenjang SMA, pembelajaran berbasis penelitian, debat ilmiah, dan studi kasus menjadi alat yang efektif untuk menanamkan deep learning.

Menurut Anderson dan Krathwohl (2001), taksonomi revisi Bloom mendukung pendekatan ini dengan menekankan pada pembelajaran analitis dan evaluatif. Penekanan ini sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) di tingkat SMA, yang relevan dengan perubahan kebutuhan dunia kerja di abad 21.

Penerapan deep learning memerlukan perubahan paradigma dalam pola pikir pendidik. Guru bukan lagi sekadar penyampai informasi, tetapi berperan sebagai fasilitator yang mampu menciptakan ekosistem pembelajaran aktif, partisipatif, dan reflektif. Beliau juga mengingatkan bahwa untuk menerapkan deep learning secara konsisten, diperlukan pelatihan guru yang berkelanjutan, pengembangan media pembelajaran inovatif, serta kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat. Sebuah studi oleh Darling- Hammond et al. (2020) mendukung pandangan ini dengan menyoroti pentingnya pelatihan guru untuk pembelajaran transformatif. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru sangat penting untuk mendukung keberhasilan implementasi deep learning di sekolah.

Dengan penerapan deep learning, peserta didik tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga mampu berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan memiliki sikap inovatif yang relevan dengan tantangan masa depan. Penerapan ini harus menjadi gerakan bersama yang terintegrasi dari jenjang PAUD hingga SMA untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang berdaya saing global. Hasil penelitian OECD (2019) mengindikasikan bahwa penerapan pembelajaran mendalam di sekolah mampu meningkatkan hasil pembelajaran lintas kurikulum dan kompetensi global.

Dengan demikian, penerapan deep learning memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing global Indonesia.

Latar belakang ini menjadi landasan penting untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana deep learning dapat diterapkan secara menyeluruh di berbagai jenjang pendidikan, serta tantangan dan peluang yang ada dalam implementasinya di lapangan. (*)

  • Bagikan