Nilai Ekspor Sultra Alami Penurunan Hingga 13.16 Persen

  • Bagikan
Ilustrasi. Foto. Ist
Ilustrasi. Foto. Ist

--Periode November 2024

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) nilai ekspor Sultra pada September 2024 mengalami penurunan 13,16 persen dibanding Agustus 2024, yaitu dari US$317,87 juta menjadi US$276,02 juta. Sejalan dengan itu, volume ekspor tercatat turun sebesar 10,55 persen dibanding Agustus 2024 yaitu dari 230,18 ribu ton menjadi 205,88 ribu ton.

Statistisi Ahli Madya BPS Sultra, Erra Septy Vibriane mengatakan bahwa ekspor Sultra dibedakan berdasarkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung.

Jika dicermati perkembangannya, nilai ekspor langsung Sultra pada September 2024 mengalami penurunan sebesar 7,31 persen dibanding Agustus 2024, yaitu dari US$295,04 juta menjadi US$273,48 juta. Hal ini sejalan dengan volume ekspor yang turun sebesar 6,88 persen dari 219,58 ribu ton pada Agustus 2024 menjadi 204,48 ribu ton pada September 2024. “Secara kumulatif total volume ekspor Sultra sampai dengan bulan September 2024 sebesar 2.153,07 ribu ton, sedangkan untuk nilai ekspor tercatat sebesar US$2.861,03 juta,” ujarnya.

Ekspor Sultra September 2024 didominasi oleh kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai US$274,23 juta; selanjutnya kelompok daging dan ikan olahan di urutan kedua dengan nilai US$0,95 juta; dan kelompok komoditi ikan dan udang di urutan ketiga dengan nilai US$0,49 juta. Penurunan terbesar ekspor Sultra September 2024 dibandingkan Agustus 2024 terjadi pada komoditi besi dan baja senilai US$42,14 juta (turun 13,32 persen).

“Selama periode September 2024, ekspor Sultra dari lima (5) golongan barang utama (HS 2 digit) memberikan kontribusi 100,00 persen terhadap total ekspor. Dari sisi pertumbuhan kumulatif, ekspor lima golongan barang utama tersebut memberikan kontribusi 99,87 persen terhadap total ekspor tahun 2024,” katanya.

Ia menjelaskan, bahwa negara tujuan ekspor utama Sultra pada bulan Agustus yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, dan Philipina masingmasing dengan nilai US$258,66 juta, US$13,87 juta, US$1,99 juta, US$1,10 juta, dan US$0,20 juta. Peranan kelima negara tersebut mencapai 99,93 persen dari total ekspor Sultra pada periode September 2024.

“Penurunan nilai ekspor Sultra pada September 2024 dibanding Agustus 2024 ditandai dengan turunnya nilai ekspor ke negara tujuan utama terbesar yaitu Tiongkok yang tercatat turun sebesar US$25,16 juta (8,86 persen). Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi/baja,” jelasnya.

Total ekspor Sultra September 2024 didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar US$275,53 juta (99,82 persen). Di posisi kedua adalah sektor pertanian sebesar US$0,33 juta (0,18 persen). Nilai ekspor pada sektor industri pengolahan September 2024 mengalami penurunan sebesar 13,14 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, disisi lain nilai ekspor pada sektor pertanian naik sebesar 49,65 persen. Nilai ekspor tahunan pada bulan berjalan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan nilai ekspor sektor industri pengolahan mengalami penurunan.

“Kemudian impor Sultra antara lain dari komoditi bahan bakar mineral, besi dan baja, berbagai produk kimia, mesin/peralatan listrik, dan mesin-mesin/pesawat mekanik.

Nilai impor Sultra pada September 2024 tercatat US$114,58 juta atau mengalami penurunan sebesar 7,34 persen dibanding impor Agustus 2024 yang tercatat US$123,65 juta. Sejalan dengan itu, volume impor pada September 2024 yang tercatat sebesar 281,97 ribu ton atau turun 52,15 persen dibanding volume impor Agustus 2024 yang tercatat sebesar 589,34 ribu ton. Selama periode Januari 2022 - September 2024, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada Maret 2022 dengan nilai mencapai US$451,22 juta dan terendah tercatat di Februari 2022 yaitu US$74,57 juta. Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada Maret 2022 yang mencapai 684,68 ribu ton dan terendah di Februari 2022 dengan volume 36,99 ribu ton,” tuturnya. (win/b)

  • Bagikan