--Festival Literasi Kota Kendari Sukses
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Hari Gerakan Nasional Membaca diperingati setiap tanggal 12 November. Di Kendari, momentum peringatan hari besar ini ditandai dengan digelarnya Festival Literasi Kota Kendari. Sebagai beranda Sulawesi Tenggara (Sultra), Kota Kendari berupaya menjadi motor penggerak dalam meningkatkan minat baca masyarakat dan melestarikan budaya kesenian lokal.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Kendari Aswido mengungkapkan budaya membaca yang masih rendah menjadi persoalan serius di Indonesia. Data membuktikan literasi di Indonesia masih tertinggal dari negara lain semisal negara di ASEAN.
“Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2016 telah menggencarkan Gerakan Nasional Membaca. Gerakan ini dimaksudkan untuk menekan masalah rendahnya minat baca di Indonesia. Tujuh tahun berjalan, gerakan ini belum dapat dikatakan berhasil.” tuturnya.
Ia mengutip berbagai sumber seperti publikasi Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2015 yang menempatkan Indonesia di peringkat 64 tempat dari 72 negara. Survei PISA 2019 kembali menunjukan tingkat literasi Indonesia masih rendah, di peringkat 74 dari 79 negara. Hasil survei Central Connecticut State University Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.
Laporan UNESCO tahun 2016 menunjukkan persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya sekitar 0,0001 persen. Artinya, hanya satu dari seribu orang yang minat membaca. “Masyarakat Indonesia masih kalah dari Thailand yang mampu membaca 5 buku dalam setahun, ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan penggiat literasi di Indonesia,” tegasnya.
Festival Literasi Kota Kendari Tahun 2024 diselenggarakan dengan beberapa kegiatan seperti bincang buku dan lomba baca puisi serta lomba bertutur yang menyasar siswa sekolah di Kota Kendari. Kegiatan Bincang buku merupakan bagian dari festival Literasi Kota Kendari tahun 2024 yang berkerjasama dengan komunitas penggiat Literasi yaitu GPMB prop Sultra.
“ Mengingat buku adalah jendela dunia dan memiliki beragam fungsi dimana buku merupakan sebuah cara untuk menyampaikan gagasan, cara berpikir dan bisa juga untuk menyampaikan kritik yang bersifat konstruktif. Buku juga bisa berfungsi sebagai cara untuk melatih diri dalam meningkatkan kualitas dalam berpikir,” jelas Aswido.
Melalui baca puisi dan lomba bertutur diharapkan menjadi ajang dalam merawat kesenian lokal untuk mengartikulasikan literasi yang kita miliki. “Oleh karena itu, baik literasi maupun seni adalah media kreativitas yang harus terus dirawat dan dikembangkan. Salah satu cara pengembangannya melalui kegiatan lomba dan bincang buku dalam tajuk Festival Literasi Kota Kendari Tahun 2024,” tambahnya.
Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup menyampaikan dukungan penuh terhadap Festival Literasi Kota Kendari. Undang-undang (UU) nomor 43 tahun 2007 mengamanatkan hal itu. Gerakan pembudayaan kegemaran membaca adalah suatu usaha nyata dan keteladanan yang memotivasi masyarakat luas untuk berbuat sama dalam meningkatkan minat baca dan kebiasaan gemar membaca.
“Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat yang difasilitasi pemerintah melalui beragam kegiatan dengan mengembangkan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai leading sektor dalam proses pendidikan, pengajaran dan pengabdian masyarakat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” jelasnya.
Ia mengaku sangat mendukung gerakan pembudayaan minat baca melalui kegiatan Festival Literasi Kota Kendari Tahun 2024 ini diharapkan akan terus meningkatkan indeks literasi masyarakat dan tingkat kegemaran membaca di Kota Kendari sehingga tercipta sumber daya manusia unggul dan berdaya saing menyambut Indonesia Emas 2024. (c/ags)