KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Sebagai lulusan S3 The Australian National University (ANU) of Canberra, Australia, kualitas keilmuan Sekda Sultra, Asrun Lio tak diragukan lagi. Tak heran ketika menjadi pembicara dalam forum International Conference on Augmenting Artificial-Human Intelligence (ICAAHI) 2024, Sekda Asrun Lio dengan bahasa Inggris fasih memaparkan pandangannya. ICAAHI yang diikuti 7 negara itu digelar Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), baru-baru ini.
Sekda Asrun Lio mengatakan konferensi tersebut mengangkat tema yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi saat ini yakni peningkatan kecerdasan buatan manusia atau Artificial Intelligence (AI).
“Augmented AI adalah konsep yang berfokus pada peningkatan kecerdasan manusia, dengan memanfaatkan sistem kecerdasan buatan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sinergi, dimana sistem AI memberdayakan manusia mencapai hasil lebih baik daripada yang dapat dicapai manusia atau AI itu sendiri,” ujar Sekda Asrun Lio dalam bahasa Inggris dihadapan peserta forum internasional di kampus Unsultra.
Sekda Asrun Lio yang juga mantan akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) itu memaparkan AI merupakan konsep lain dari Augmented Intelligence yang berfokus pada peran dan fungsi teknologi. AI memiliki potensi sangat luas untuk diterapkan diberbagai sektor, baik itu bidang kesehatan, pendidikan, bisnis, industri kreatif, dan teknik. "Di sektor kesehatan, AI bisa meningkatkan kemampuan dalam diagnostik, perawatan yang dipersonalisasi, dan bedah robotik, " tuturnya.
Pada bidang pendidikan, lanjut Sekda Asrun Lio, AI dapat dimanfaatkan untuk tutor dan platform pembelajaran adaptif. Pada bidang bisnis, dapat meningkatkan pengambilan keputusan melalui analitik prediktif serta wawasan tren pasar. AI juga dapat dimanfaatkan pada industri kreatif untuk seni, menulis, dan produksi multimedia. "Pada bidang teknik, AI yang ditingkatkan dapat membantu dalam optimasi dan simulasi desain," urainya dihadapan Rektor Unsultra Prof. Dr. Ir. H. Andi Bahrun, M.Sc.Agric dan peserta konferensi.
Menurut Mantan Kepala Pusat Studi Eropa UHO itu, mengungkapkan, meskipun AI yang ditingkatkan menjanjikan banyak manfaat, namun harus disadari pula beberapa tantangan dalam implementasinya, yang dimulai dari sejumlah pertanyaan. Mulai dari, bagaimana memastikan sistem AI berfungsi secara adil dan tanpa bias? Bagaimana membangun kepercayaan dengan membuat proses AI yang mudah dipahami oleh pengguna? Bagaimana menghindari ketergantungan berlebihan pada AI, sehingga tidak mengorbankan kemampuan manusia dalam pengambilan keputusan? Bagaimana menjembatani kesenjangan pengetahuan dalam literasi AI di berbagai profesi?
“Ini adalah sejumlah pertanyaan penting yang perlu kita jawab bersama-sama. Ditambah lagi dengan keberadaan AI yang sangat menjanjikan maka beberapa bidang pengembangan yang perlu diperhatikan termasuk: sistem simbiotik, komputasi neuromorfik, antarmuka otak-komputer, dan kebijakan dan kerangka kerja,” tutur Sekda Asrun Lio.
Mantan Kepala Sekretariat Rektor UHO itu melanjutkan, sistem simbiotik memungkinkan integrasi yang lebih dalam, dimana manusia dan AI terus belajar dari satu sama lain. Komputasi neuromorfik bertujuan untuk membangun sistem AI, yang meniru struktur sistem saraf manusia.
Sebagai penghubung otak-komputer, memungkinkan adanya komunikasi langsung antara otak dan sistem AI, untuk pemberian perintah dan pengembangan. Oleh sebab itu, kebijakan dan kerangka kerja diperlukan untuk memandu penggunaan AI yang etis dan adil.
“Pemerintah Daerah Provinsi Sultra sangat menyadari potensi besar AI Augmented dalam memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, kami telah mengambil beberapa langkah konkret untuk mendukung pengembangan dan penerapan AI
Augmented di berbagai sektor,” kata Sekda Asrun Lio.
Sekda Asrun Lio meminta agar perguruan tinggi di Sultra mengintegrasikan teknologi AI ke dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, UHO telah mengembangkan platform pembelajaran online dan sistem informasi akademik berbasis AI.
“Kami juga menyelenggarakan program pelatihan coding dan robotik bagi siswa sekolah, untuk menyiapkan generasi muda menghadapi era digital. Di bidang kesehatan, kami terus meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi AI," jelas Sekda Asrun Lio.
"RSUD Bahteramas di Kendari, telah menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit atau SIMRS, yang terintegrasi dengan teknologi AI. Beberapa klinik dan puskesmas di Sultra juga telah mulai memanfaatkan aplikasi telemedis, untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil,” sambung Sekda Asrun Lio.
Pada sektor pertanian, Pemprov Sultra mendukung petani untuk meningkatkan produktivitas dengan menggunakan teknologi AI yang di-augmentasi. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sultra, telah menggunakan teknologi drone untuk pemetaan lahan pertanian dan pemantauan hama dan penyakit tanaman. Pihaknya juga mendorong kelompok petani untuk menggunakan teknologi pertanian yang cerdas dengan dukungan AI.
“Di sektor pariwisata, kami memanfaatkan teknologi AI yang di-augmentasi untuk meningkatkan daya tarik wisata Sultra. Dinas Pariwisata Provinsi Sultra telah mengembangkan aplikasi mobile berbasis ar untuk mempromosikan tempat wisata. Beberapa tempat wisata juga telah mulai menggunakan teknologi VR dan AR untuk memberikan pengalaman wisata yang lebih menarik bagi wisatawan,” terang Sekda Asrun Lio.
Meskipun demikian, pihaknya menyadari bahwa implementasi Augmented AI di Sultra masih dalam tahap awal dan menghadapi berbagai tantangan. “Namun kami optimistis dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, Augmented AI dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan Sultra di masa depan. Kami percaya Augmented AI berpotensi besar untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (rah/b)