Pj Wali Kota Genjot PAD

  • Bagikan
Pj Wali Kota Kendari Muhammad Yusup
Pj Wali Kota Kendari Muhammad Yusup

--Teken Kesepakatan dengan Pemprov Sultra

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Kota Kendari terus bertransformasi menjadi kota modern. Pembangunan infrastruktur yang pesat semakin mensejajarkan Kota Lulo dengan kota besar di Indonesia. Kemajuan ini tak lepas sokongan penerimaan daerah dalam membiayai program pemerintah. Jangan heran, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari menggenjot sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup mengatakan pelaksanaan program pembangunan harus disupport anggaran. Untuk itulah, ia mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menggali penerimaan daerah melalui pajak dan retribusi. Salah satunya dengan menandatangani kesepakatan bersama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra).

"Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antara pemerintah daerah dalam menggali potensi pendapatan yang ada di sektor pajak. Kami yakin kerjasama yang terbangun dengan Pemprov ini bisa memperkuat perekonomian daerah dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan," ungkap Yusup, kemarin.

Sementara itu, Pj Gubernur Sultra, Andap Budi Revianto mengajak pemerintah daerah (Pemda) untuk meninggalkan pola lama dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurutnya, ketergantungan yang berlebihan pada sektorsektor tertentu dan aliran dana dari pusat harus segera diubah.

Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan pengoptimalan PAD menjadi kunci utama untuk mewujudkan kemandirian fiskal daerah, dan mengurangi ketergantungan pada dana transfer dari pemerintah pusat.

“Sudah saatnya kita merubah mindset dalam mengelola PAD. Jangan terjebak dengan cara-cara lama yang hanya mengandalkan sektor-sektor tertentu atau bergantung pada transfer dari pusat,” ujar Andap.

Selain itu, ketergantungan pada dana transfer pusat juga menjadi hambatan bagi daerah dalam mencapai kemandirian fiskal yang sesungguhnya.

Optimalisasi PAD tidak hanya sekedar menggali potensi yang ada, tetapi juga harus melalui transformasi cara pandang dan pendekatan yang lebih modern dan berbasis data. (c/ags)

  • Bagikan