--Menakar Kualitas Pemimpin untuk Pilgub Sultra 2024
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Dialog kebangsaan bertajuk “Menakar Modal Pemimpin pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2024” berhasil diselenggarakan di Aula Lakilaponto, Gedung FISIP Universitas Halu Oleo (UHO), beberapa waktu lalu. Acara ini diinisiasi oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari dengan tujuan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memilih gubernur yang berkualitas.
Dr. H. Muh. Najib Husain, S.Sos., M.Si., seorang pengamat politik Sulawesi Tenggara dan dosen FISIP UHO, menekankan pentingnya kepemimpinan yang visioner dan berintegritas. “Pemimpin Sulawesi Tenggara di masa depan harus memiliki gagasan yang kuat, rekam jejak yang baik, serta mampu mengelola potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Dr. Najib.
Menurutnya, pemimpin yang dibutuhkan bukan hanya sekadar populer, tetapi juga mampu memahami kompleksitas masalah, mengambil keputusan yang tepat, dan berpihak kepada rakyat. “Kepemimpinan yang kita butuhkan bukan hanya soal popularitas, tetapi juga kompetensi dan keberpihakan kepada rakyat. Dengan potensi SDA yang kita miliki, gubernur mendatang harus mampu merumuskan kebijakan yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial,” lanjut Dr. Najib.
Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk konsolidasi demokrasi untuk menciptakan proses politik yang sehat dan berintegritas. “Dialog ini sangat penting untuk menghasilkan output yang baik sehingga masyarakat dapat teredukasi. Kita harus menghindari hal-hal negatif seperti kampanye hitam, politik adu domba, dan isu SARA,” kata Rasmin Jaya.
Ia pun menambahkan bahwa dialog ini membahas potensi kerawanan politik akibat perbedaan pandangan di masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak diimbau untuk mengedepankan persatuan dan menghindari konflik yang dapat merugikan masyarakat. “Semua elemen harus bersatu untuk memastikan proses demokrasi yang berlangsung tidak menimbulkan kerawanan atau chaos politik. Hal ini demi menjaga stabilitas daerah dan keberlanjutan pembangunan,” tambah Rasmin Jaya.
Ketua panitia, Sarinah Ira, menyampaikan harapannya agar dialog ini menjadi momentum bagi generasi muda untuk lebih kritis dalam menentukan pilihan politiknya. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga rasa nasionalisme dan keutuhan bangsa menjelang Pemilu serentak 2024. “Generasi muda tidak boleh pasif terhadap isu-isu politik yang menentukan masa depan bangsa. Kami berharap, pemilihan kepala daerah 2024 dapat berjalan dengan aman, damai, jujur, dan bermartabat,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak yang hadir. Dialog kebangsaan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya memilih pemimpin yang mampu membawa Sulawesi Tenggara ke arah yang lebih baik melalui demokrasi yang sehat dan bermartabat. (m2/b)