PT.Ceria Peduli Kelestarian Lingkungan Hidup

  • Bagikan
Manajer Departemen External Relation PT Ceria Nugraha Indotama, Andarias Pala Batara (tengah, pakai helm putih) sepakat bekerja sama dengan KPL Wolo dalam pilot project pengelolaan limbah dan sampah. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan MoU pilot project program Reuse Karung Sample, Bank Sampah Mandiri, pengelolaan limbah organik, baru-baru ini.
Manajer Departemen External Relation PT Ceria Nugraha Indotama, Andarias Pala Batara (tengah, pakai helm putih) sepakat bekerja sama dengan KPL Wolo dalam pilot project pengelolaan limbah dan sampah. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan MoU pilot project program Reuse Karung Sample, Bank Sampah Mandiri, pengelolaan limbah organik, baru-baru ini.

--Teken MoU dengan KPL Wolo dalam Pilot Project Pengelolaan Limbah

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Kepedulian PT.Ceria Nugraha Indotama (PT. CNI) terhadap kelestarian lingkungan hidup tak diragukan lagi. Indikatornya, perusahaan smelter yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN) itu sudah mengoleksi 6 predikat proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 2018 hingga 2024. Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup terus digaungkan PT.Ceria. Terbaru, PT.Ceria bersama Kelompok Pemerhati Lingkungan (KPL) Wolo sepakat bekerja sama dalam pilot project pengelolaan limbah.

Kesepakatan itu dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT.Ceria dan KPL Wolo di Desa Ponre Waru, baru-baru ini. Kesepakatan itu terkait pilot project program Reuse Karung Sample, Bank Sampah Mandiri, Pengelolaan Limbah Organik dengan Maggot (maggot atau larva dari jenis lalat Black Soldier Fly/BSF yang menjadi salah satu media pengurai sampah organik yang baik).

Direktur Operasional PT.Ceria Nugraha Indotama, Yusram Rantesalu mengungkapkan bahwa MoU ini sangat bermanfaat dalam menyejahterakan masyarakat Wolo. Ia berharap pengelolaan limbah organik di Kabupaten Kolaka nantinya akan menjadi kiblat bagi daerah lain di Sultra, bahkan Indonesia. “Sampah harus disentralisasikan, karena kalau mau di buang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Kolaka, lokasinya sangat jauh,” ujarnya.

Menurut Yusram, program reuse karung sample, bank sampah mandiri, dan pengelolaan limbah organik dengan maggot memiliki manfaat luar biasa, sebab dapat menghasilkan uang dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. “Sekaligus mendorong peningkatan lingkungan hidup masyarakat disekitar tambang menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ponre Waru, Edi Sul Dasir mengungkapkan persoalan sampah merupakan masalah serius masyarakatnya saat ini. Karena itu, ia mengapresiasi inisiatif PT.Ceria dan KPL Wolo dalam pengelolaan sampah agar persoalan sampah di desanya bisa teratasi.

Kades Edi Sul Dasir mengaku siap mengeluarkan Dana Desa (DD) untuk pengadaan kendaraan pengangkut sampah. “Terima kasih kepada PT.Ceria atas kerja sama ini. Kami berharap semua berjalan dengan baik,” ujar Edi Sul Dasir.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Wolo, Taslim Muthalib mengatakan persoalan sampah menjadi masalah serius di wilayahnya. Apalagi belum memiliki TPA sampah di Kecamatan Wolo. Dengan adanya MoU antara PT.Ceria dan KPL Wolo, maka sampah dapat bernilai ekonomi. “Pemerintah Kecamatan sangat mendukung MoU ini. Tapi paling penting adalah sumber daya manusia (SDM) yang harus disiapkan,” ujarnya. (fad/rls)

  • Bagikan

Exit mobile version