--Saat Berkunjung ke Puskesmas Wobar
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Penanganan kasus stunting di Konawe, menjadi salah satu fokus utama Pj Bupati Konawe, Stanley. Terlebih, stunting saat ini juga menjadi isu nasional yang harus ditangani bersama, mulai dari level pemerintah pusat maupun daerah. Stanley menginginkan program penanganan stunting dapat dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran. Terlebih, data terbaru menunjukkan bahwa prevelensi stunting di Konawe masih cukup tinggi, yakni 27 persen.
STANLEY mengatakan, sinergi antar instansi sangat penting untuk memastikan setiap program penanggulangan stunting, berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
“Kita harus bergerak cepat dan fokus untuk mencapai target penurunan stunting di Konawe. Kerjasama antara dinas-dinas, sektor swasta maupun masyarakat, sangat penting untuk memastikan kesehatan dan masa depan anak-anak kita lebih terjamin,” pinta Stanley, saat berkunjung ke Puskesmas Wonggeduku Barat (Wobar), beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan, setiap instansi lingkup Pemkab Konawe, harus bisa berperan dalam menurunkan angka stunting. Terkhusus pada OPD terkait yang menangani stunting, Stanley meminta untuk melakukan mapping penyebab terjadinya stunting. Termasuk, menginventarisir kendala yang dihadapi saat melakukan penyuluhan kepada masyarakat.
“Sehingga kedepan tidak ada kendala yang berarti saat melakukan program tersebut. Kita tuntaskan semuanya sesuai dengan kegiatan yang bisa kita lakukan. Dengan demikian, apa yang kita targetkan bisa terealisasi,” ujar mantan Kepala BPN Buton itu.
Stanley menerangkan, ada beberapa atensi pemerintah pusat berkenaan penanganan stunting. Di antaranya, akurasi pendataan ibu hamil dan balita di daerah agar penanganan tepat sasaran. Serta, memastikan alat timbang dan alat ukur balita sudah sesuai standarisasi.
“Selain itu, intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) pangan lokal harus sudah dipastikan diterima oleh ibu hamil. Termasuk, balita yang bermasalah gizinya,” imbuhnya.
Stanley juga mengingatkan tenaga medis khususnya di Puskesmas Wobar, agar intens memberikan edukasi stunting kepada ibu hamil. Ia meminta semua elemen untuk menyukseskan program penanggulangan stunting yang dicanangkan pemerintah pusat tersebut.
“Mari kita terus bersinergi dan berkolaborasi untuk mencegah stunting di Konawe. Sehingga stunting di Konawe tidak malah menuju titik genting,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Konawe, Mawar Taligana menuturkan, Pemkab Konawe menargetkan penurunan stunting ditahun 2025 diangka 9 persen. Katanya, untuk mencapai target itu, diperlukan intervensi gizi yang komprehensif. Ini mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif. Serta, kerjasama lintas program dan lintas sektor. “Dinkes Konawe juga akan memperkuat program edukasi dan pelatihan untuk petugas gizi ditingkat desa dan kelurahan. Selain itu, kita akan tingkatkan koordinasi dengan berbagai sektor terkait. Misalnya sektor pendidikan, pertanian, dan sosial, guna memastikan keberhasilan program penanggulangan stunting di Konawe,” ungkap Mawar Taligana. (adi/adv)