Pj Gubernur Andap Terima Pengakuan Nasional

  • Bagikan
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menerima pengakuan nasional atas 9 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Sultra dalam ajang bergengsi Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) tahun 2024 di Taman Fatahillah, Jakarta, baru-baru ini.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menerima pengakuan nasional atas 9 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Sultra dalam ajang bergengsi Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) tahun 2024 di Taman Fatahillah, Jakarta, baru-baru ini.

--9 Warisan Budaya Takbenda Sultra Ditetapkan di Ajang AWBI 2024

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kaya akan warisan budaya daerah, termasuk Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Masyarakat kini patut berbangga karena 9 WBTB Sultra mendapat pengakuan secara nasional dari Kementerian Pendidikan. Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menerima pengakuan itu dalam ajang bergengsi Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) tahun 2024 di Taman Fatahillah, Jakarta, baru-baru ini.

Dalam acara tersebut, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyerahkan sertifikat penetapan WBTB kepada Pj Gubernur Andap. Penetapan ini menandai peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya, di mana Sultra hanya mencatatkan 1 WBTB, yaitu Tari Mewuwusoi dari Bombana.

Dengan tambahan 9 WBTB ini, Sultra kini mencatatkan total 37 WBTB yang diakui secara nasional, menunjukkan tingginya komitmen daerah dalam pelestarian budaya. Pj Gubernur Andap mengapresiasi kerja keras Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra dalam memastikan keberhasilan ini.

“Pemerintah Provinsi Sultra telah mengambil langkah konkret dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pelestarian dan Pemajuan Warisan Budaya Tak Benda. Ini bukti komitmen kami dalam mendukung pengakuan dan pelestarian warisan budaya lokal,” ujar Pj Gubernur Andap dalam wawancara dengan koran Harian Kendari Pos, Minggu (17/11/2024).

Pj Gubernur Andap menambahkan, pengakuan nasional atas 9 WBTB Sultra ini menjadi simbol bahwa Sultra memiliki kekayaan budaya yang layak menjadi bagian dari identitas nasional. "Sultra adalah provinsi dengan keanekaragaman tradisi dan nilai luhur yang harus kita jaga dan perkenalkan, baik di tingkat nasional maupun internasional," katanya.

"Dengan semangat pelestarian budaya yang semakin kuat, Sultra tidak hanya mencatat prestasi, tetapi juga memberikan contoh nyata sebuah daerah dapat menjaga dan mempromosikan warisan budayanya ke kancah nasional dan internasional," pungkas Pj Gubernur Andap.

Adapun 9 WBTB Sultra yang mendapatkan pengakuan nasional yakni tradisi Haroa merupakan tradisi doa bersama masyarakat Buton yang dipimpin tokoh adat atau agama. Tari Galangi merupakan tarian perang masyarakat Buton yang melambangkan pengawalan Sultan Buton.

Selanjutnya, Gola Ni'i merupakan makanan khas Bombana berbahan gula aren, kelapa, dan nasi ketan. Lalu, tradisi Bilangari yakni panduan tradisi suku Tolaki untuk menentukan hari baik dalam aktivitas tertentu. Selain itu, Kabuto yakni hidangan berbahan singkong kering, kelapa parut, dan ikan asin, makanan pokok masyarakat pesisir.

Kemudian, tradisi Kasambu merupakan ritual doa keselamatan bagi perempuan mengandung anak pertama di Kabupaten Muna. Lalu, Pogiraa Adhara adalah budaya tarung kuda khas masyarakat Muna. Tradisi Mowindahako merupakan upacara adat suku Tolaki dalam proses pernikahan. Terakhir, Sajo Moane merupakan tarian khas Buton dan Wakatobi yang menyambut kepulangan prajurit.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menegaskan warisan budaya adalah aset tak ternilai sekaligus identitas bangsa. “Sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan yang luar biasa, kita punya tanggung jawab besar untuk menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya ini kepada dunia,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pelindungan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Judi Wahjudin, menyampaikan Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) tahun 2024 bertujuan melindungi warisan budaya melalui pengamanan, publikasi, serta pemberian apresiasi kepada daerah yang aktif melestarikan budaya. "Dari total 668 usulan WBTB dari seluruh Indonesia, hanya 272 yang berhasil ditetapkan tahun ini," ungkapnya. (rah/b)

  • Bagikan