--September, Lima Negara Tujuan Utama
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pergerakan ekspor di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun ini cukup dinamis. Tiap bulan, grafiknya turun-naik. September 2024, nilai ekspor mengalami penurunan 13,16 persen dibanding Agustus. Dari US$ 317,87 juta menjadi US$2l 276,02 juta. Demikian halnya dengan volume ekspor tercatat turun sebesar 10,55 persen dibanding Agustus 2024. Dari 230,18 ribu ton menjadi 205,88 ribu ton.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Surianti Toar mengatakan nilai ekspor mengalami penurunan baik secara bulanan maupun secara tahunan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi pelemahan ekspor. Nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 25,24 persen secara tahunan.
"Pelemahan ini didorong nilai ekspor langsung pada September 2024 yang menurun sebesar 7,31 persen dibanding Agustus 2024 yaitu dari US$ 295,04 juta menjadi US$ 273,48 juta. Hal ini sejalan dengan volume ekspor yang turun sebesar 6,88 persen dari 219,58 ribu ton pada Agustus 2024 menjadi 204,48 ribu ton pada September 2024," jelasnya kemarin.
Secara kumulatif sambungnya, total volume ekspor Sultra sampai dengan bulan September 2024 sebesar 2.153,07 ribu ton, sedangkan untuk nilai ekspor tercatat sebesar US$ 2.861,03 juta. Komoditas utama yang mendominasi ekspor September ini kata dia, adalah kelompok komoditi besi dan baja dengan nilai US$ 274,23 juta.
Disusul kelompok daging dan ikan olahan di urutan kedua dengan nilai US$ 0,95 juta, dan kelompok komoditi ikan dan udang di urutan ketiga dengan nilai US$ 0,49 juta. Penurunan terbesar ekspor September ini terjadi pada komoditi besi dan baja senilai US$ 42,14 juta (turun 13,32 persen).
"Selama periode September 2024, ada lima golongan barang utama memberikan kontribusi 100 persen terhadap total ekspor. Dari sisi pertumbuhan kumulatif, ekspor lima golongan barang utama tersebut memberikan kontribusi 99,87 persen terhadap total ekspor tahun 2024," jelasnya.
Adapun negara tujuan ekspor utama sambungnya, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Taiwan, Amerika Serikat, dan Philipina masing-masing dengan nilai US$ 258,66 juta, US$ 13,87 juta, US$ 1,99 juta, US$ 1,10 juta dan US$ 0,20 juta. Peranan kelima negara tersebut mencapai 99,93 persen dari total ekspor Sulawesi Tenggara pada periode September 2024.
"Penurunan nilai ekspor pada September dibanding Agustus ditandai dengan turunnya nilai ekspor ke negara tujuan utama terbesar Tiongkok yang tercatat turun sebesar US$ 25,16 juta (8,86 persen). Komoditas utama yang diekspor ke Tiongkok pada periode tersebut adalah besi dan baja," paparnya.
Dari sisi sektor, ekspor September didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar US$ 275,53 juta (99,82 persen). Di posisi kedua adalah sektor pertanian sebesar US$ 0,33 juta (0,18 persen). Nilai ekspor pada sektor industri pengolahan September 2024 mengalami penurunan sebesar 13,14 persen dibandingkan dengan bulan Agustus 2024, disisi lain nilai ekspor pada sektor pertanian naik sebesar 49,65 persen.
"Nilai ekspor tahunan pada bulan berjalan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan nilai ekspor sektor industri pengolahan mengalami penurunan. Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan pelaku industri agar ekspor di Sultra dapat kembali menunjukkan pertumbuhan positif di masa mendatang," pungkasnya. (b/m1)