HILIRISASI ASPAL BUTON PACU PERTUMBUHAN INDUSTRI LOKAL

  • Bagikan
Pj Gubernur Sultra. (Andap Budhi Revianto)
Pj Gubernur Sultra. (Andap Budhi Revianto)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - “SAYA juga menyampaikan terima kasih atas komitmen pemerintah untuk membeli semua produk Aspal Buton melalui e-katalog. Ini langkah penting yang tidak terlepas dari dukungan instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2022. Semoga langkah ini semakin memperkuat posisi produk lokal dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah kita,” ungkapnya.

Pihaknya, berharap langkah ini selain membawa kemajuan bagi sektor industri, juga memberikan dampak positif yang luas bagi kesejahteraan masyarakat.

“Tentunya kita sepakat untuk terus bersama-sama mendukung upaya ini agar visi dan misi pembangunan dapat tercapai dengan sukses,” ujarnya.

Sekda Sultra, H Asrun Lio saat memberikan sambutan pada rilis peta jalan (roadmap) hilirisasi aspal Buton, di Jakarta.

Sekda mengatakan dasar hukum yang mendukung pemanfaatan Aspal Buton, yaitu : Inpres No. 2/2022 tentang percepatan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan produk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi dalam rangka menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. Permen PUPR No. 18/2018 tentang penggunaan aspal buton untuk pembangunan dan preservasi jalan, Permendagri No. 15/2023 ttg pedoman penyusunan apbd ta 2024 serta Perda Sultra No. 2/2016 tentang pemanfaatan aspal buton untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi dan kabupaten/kota.

“Dasar hukum ini menjadi kerangka yang solid untuk mengoptimalkan potensi aspal buton dalam rangka memajukan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat,” harapnya.

Jenderal ASN Pemprov Sultra ini menerangkan, aspal Buton memiliki beberapa jenis produk, antara lain aspal Buton butir 5/20 dengan kelas penetrasi 5% dan kadar bitumen 20%, serta aspal Buton butir 50/30 dengan kadar bitumen 30%.

Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Ir.Reni Yanita
memberikan sambutan saat rilis roadmap hilirisasi aspal Buton.

Selain itu, juga memproduksi aspal Buton pracampur, murni, dan cphma. Ketersediaan deposit aspal di Pulau Buton mencapai 663 juta ton, setara dengan 133 juta ton aspal murni, yang dapat memenuhi kebutuhan aspal Indonesia selama 100 tahun ke depan. Deposit ini tersebar di Kabupaten Buton dan Buton Utara, termasuk blok-blok penting seperti Ronggi, Kabulangka, dan Lawele.

Tak hanya itu, Sultra juga kaya akan bahan galian unggulan lainnya, seperti nikel, aspal curah, dan emas. Dalam upaya memenuhi kebutuhan aspal dalam negeri, penyiapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) aspal di Buton akan segera dituntaskan.

“Kebutuhan aspal nasional berkisar antara 1,3 hingga 1,5 juta ton per tahun, sementara produksi aspal Buton saat ini hanya mencapai 350.000 ton per tahun, yang merupakan 25% dari total kebutuhan nasional. Sebagian besar sisanya masih diimpor dari Singapura. Namun, produk aspal termasuk dalam kategori bebas ekspor dan tidak dikenakan bea keluar saat diekspor, dengan harga ekspor berkisar antara 125 USD hingga 150 USD per ton,” terangnya.

Ia berharap langkah ini akan terus mendorong pertumbuhan industri di daerah Sultra, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Asrun, menyatakan Pemprov mendukung investasi yang berdampak positif bagi ekonomi masyarakat. (rah/adv)

  • Bagikan

Exit mobile version