KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Barat (Mubar) terus berupaya memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik pada masyarakat. Saat ini, Pemkab Mubar membutuhkan tenaga dokter spesialis jantung dan dokter spesialis kejiawaan.
“Yang saya pikirkan sekarang ini, kalau ada dokter yang ingin melajutkan spesialisnya kalau bisa dokter spesialis jiwa dan dokter spesialis jantung. Dua spesialis ini betul-betul akan kita sangat butuhkan kedepan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Mubar, La Ode Mahajaya saat ditemui di ruang kerjanya.
Lanjut mantan Kepala Badan Kepagawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Mubar itu, serangan jantung merupakan pembunuh nomor satu. Makanya perlu ada dokter spesialis jantung untuk melakukan pertolongan kepada masyarakat saat terkena serangan jantung. “Kenapa kita butuh dokter spesialis jantung karena sekarang ini tidak bisa dipungkiri bahwa pembunuh nomor satu adalah penyakit jantung,” ucapnya.
Begitu pula dengan dokter spesialis kejiwaan. Pelayanan kesehatan jiwa masuk dalam standar pelayanan minimal.
Sementara ada banyak orang gila kita yang belum terurus dengan baik. Kata dia, jika Mubar memiliki dokter spesialis jantung maka masyarakat yang sakit jantung dapat mendapatkan pelayanan dengan cepat. Pemeriksaan dan penanganan dapat langsung didapatkan tanpa harus menunggu atau menyebrang ke daerah lain.
“Jadi kalau ada yang serangan jantung dan mau pasang Range Of Motion (ROM) bisa dilakukan di Kabupaten. Makanya kita berharap kedepannya rumah sakit bisa menyediakan pelayanan cathlab.
Hal ini sesuai kebijakan Kemetrian Kesehatan (Kemenkes) bahwa setiap daerah kabupaten/kota harus punya cathlab,” terangnya. Meskipun dibangun gedungnya dan peralatannya tetapi kalau belum ada dokter spesialisnya, akan susah.
Makanya, kedepan harus ada dokter PNS yang mau lanjut spesialis dan mau direkomendasi Pemda agar yang diutamakan adalah spesialis jantung. La Ode Mahajaya menambahkan, bahwa saat ini Mubar belum memiliki dokter spesialis jantung dan kejiawaan.
Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PDGS) dari Kemenkes, Mubar tak kebagian. Untuk itu pihaknya berharap agar kedepan ada dokter di Mubar yang mau lanjut pada dua spesialis tersebut. “Setiap tahun ada beasiswa dari Kemenkes untuk lanjut spesialis.
Hanya saja semua tergantung dari dokternya. Karena ada dokter yang mau lanjut spesialis tetapi sesuai keinginannya dia.
Tetapi tidak bisa seperti itu, kita bisa berikan rekomendasi tetapi harus sesuai dengan dokter spesialis yang dibutuhkan rumah sakit (daerah). Yaitu dokter spesialis jiwa dan dokter spesialis jantung,” pungkasnya. (ahi/b)