KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pasokan air bersih di Kota Kendari belum sepenuhnya bisa dilayani Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa. Atas dasar itulah, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dituntut mencari solusi yang tepat. Sebagai bentuk upaya pemerintah, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kendari menyusun rencana induk pemetaan jaringan air bersih berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS).
Sekretaris Bappeda Kota Kendari, Seko Kaimuddin menjelaskan salah satu fokus pembangunan yang menjadi prioritas adalah penyediaan air bersih. Pasalnya, hal ini merupakan urusan wajib bagi pemerintah kota.
Pembangunan ini sejalan dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait menyediakan standar pelayanan minimum (SPM) di bidang air bersih.
“Kota Kendari merupakan kota perdagangan barang dan jasa serta memiliki beragam pembangunan. Air bersih merupakan urusan wajib bagi Pemkot. Pemenuhan air bersih juga merupakan rekomendasi Bada Pemeriksa Keuangan (BPK),” jelasnya pada sosialisasi rencana induk pemetaan jaringan air bersih berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS) kemarin.
Lokus kegiatan pembangunan untuk saat ini terfokus pada wilayah Kecamatan Puuwatu dan Mandonga, yang menjadi wilayah prioritas penyediaan layanan air bersih bagi penduduk setempat. “Dua kecamatan tersebut menunjukkan laju pertumbuhan dengan daerah padat penduduk,” ungkap Seko.
Berdasarkan dataproyeksi kebutuhan air Kota Kendari tahun 2024, terdapat 70.185 jiwa yang terlayani air bersih. Dengan kebutuhan air bersih sebanyak 105 liter perorang tiap harinya. Sementara jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 355.924 jiwa.
Untuk diketahui, wilayah Kendari dibagi ke dalam beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS utama di Kota Kendari yaitu Surue, Toleleo, Toola, Wanggudu, Wobowungi, Konaweha, Rapabinopaka, Solok dan So- Seko Kaimuddin ropia. (c/ags)