KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sesi pertama debat pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung apik. Masing-masing kandidat menawarkan strategi jitu menangani persoalan di Bumi Anoa. Dalam debat perdana ini yang digelar di Kota Baubau, tema sentral pembahasan menyangkut pendidikan, kesehatan dan pelayanan publik yang Inklusif.
Dalam sesi debat, Paslon gubernur dan wakil gubernur Sultra Lukman Abunawas dan La Ode menyoroti pentingnya pendidikan yang merata dan inklusif. Secara khusus calon gubernur Sultra Lukman Abunawas akan memastikan tidak akan ada diskriminasi dalam dunia pendidikan di bawah kepemimpinannya.
"Semua warga Sultra, baik yang mampu maupun yang kurang mampu, akan mendapatkan akses pendidikan yang setara. Pendidikan yang inklusif artinya tanpa diskriminasi. Tidak ada perbedaan antara yang mampu dan tidak mampu," ujar Lukman Abunawas saat menjawab pertanyaan dari panelis, Sabtu malam (19/10) lalu.
Paslon berakronim LAIDA mengusung program unggulan Sultra Cerdas. Program ini akan fokus pada pemerataan fasilitas pendidikan dan memudahkan akses belajar-mengajar di seluruh pelosok Sultra. Lukman menekankan pentingnya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang merata di seluruh wilayah.
"Program Sultra Cerdas akan memastikan pemerataan sarana prasarana pendidikan dan kemudahan akses untuk belajar mengajar. Itu prioritas utama kami," ungkap Lukman.
Dalam data yang disampaikan Lukman, angka rata-rata pendidikan di Sultra saat ini berada di angka 66,5 persen pada tingkat SMA dan SMK. Melalui program Sultra Cerdas, pasangan ini bertekad untuk meningkatkan angka tersebut dengan menyediakan kesempatan pendidikan yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat.
Tidak hanya fokus pada murid, Lukman juga menyoroti kesejahteraan tenaga pengajar sebagai salah satu elemen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sultra. Menurutnya, kesejahteraan guru harus diperhatikan demi memotivasi mereka untuk terus bersemangat memajukan pendidikan.
"Kesejahteraan para tenaga pengajar adalah motivasi penting agar mereka terus semangat memajukan pendidikan di Sultra. Kami juga akan memikirkan cara agar fasilitas seperti internet dan komputer dapat diakses oleh para siswa di pelosok," jelasnya.
Fokus ini tidak hanya pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) para guru. Dukungan fasilitas seperti internet dan komputer menjadi perhatian utama bagi pasangan ini, dengan harapan agar para remaja Sultra dapat memanfaatkan teknologi dalam proses belajar.
Dengan semua program yang diusung, Lukman berjanji bahwa pemerataan pendidikan akan tercapai dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat Sultra. Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi setiap anak Sultra untuk menggapai cita-cita mereka tanpa ada halangan atau diskriminasi.
"Kami berkomitmen bahwa pemerataan pendidikan di Sultra dapat terjangkau dan memberikan manfaat bagi semua, demi masa depan pendidikan Sultra yang lebih baik,"harapnya. (c/rah)