--Gelar GPM Serentak di 17 Daerah
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Laju inflasi di Sulawesi Tenggara (Sultra) tetap terkendali. Kondisi ini tak lepas dari strategi Penjabat (PJ) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengontrol ketersediaan pangan dan mematikan harga terjangkau. Tak heran, Sultra selalu tercatat sebagai provinsi dengan tingkat inflasi terendah.
Memperingati Hari Pangan Sedunia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Giat yang berlangsung selama dua hari digelar serentak di 17 kabupaten dan kota. Di Kendari, GPM dipusatkan di pelataran kantor Camat Poasia.
Pj Gubernur Andap mengatakan GPM menjadi salah satu langkah strategis dalam mengatasi ketidakpastian ekonomi yang terjadi saat ini, terutama terkait stabilitas harga dan pasokan bahan pangan.
“Melalui Gerakan Pangan Murah, kita bisa menjaga kestabilan harga bahan pokok di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara. Ini sangat penting, terutama dalam mencegah kenaikan harga yang bisa berdampak pada daya beli masyarakat, khususnya di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu,” kata Andap kemarin.
Ia mengapresiasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sultra yang telah bekerja menurunkan tingkat inflasi daerah. Jika sebelumnya Sultra termasuk daerah dengan tingkat inflasi tertinggi kedua di Indonesia, kini berhasil berada di peringkat ketiga terendah dari 38 provinsi di Indonesia. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras semua pihak dalam menjaga stabilitas harga, terutama untuk sektor pangan.
“Sultra kini berada di peringkat ketiga terendah dalam hal inflasi nasional, ini pencapaian luar biasa. Kami semua sangat berterima kasih atas usaha kolektif yang telah dijalankan, khususnya dalam menjaga stabilitas harga pangan,” lanjutnya.
Pj Gubernur memastikan stok beras di Sultra masih mencukupi hingga akhir tahun 2024. Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak melakukan penimbunan, guna menghindari potensi kelangkaan bahan pokok di masa depan.
“Stok beras kita mencukupi hingga akhir tahun. Masyarakat tidak perlu khawatir, yang terpenting adalah belanjalah sesuai dengan kebutuhan, jangan menimbun,” tambahnya. Dalam visi jangka panjangnya, Pj Gubernur Andap menyoroti pentingnya kemandirian pangan bagi Sultra. Dengan mendorong peningkatan produksi dan konsumsi pangan lokal. Menurutnya, hal ini adalah langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan pangan yang sering kali menjadi penyebab fluktuasi harga di pasar domestik.
“Kita harus terus mengurangi ketergantungan pada pangan impor. Fokus kita harus pada peningkatan produksi pangan lokal dan mendukung konsumsi produk-produk lokal. Stop boros pangan dan mari dukung produk lokal agar lebih kuat dan berdaya saing,” tegasnya. (c/rah)