-- Anjal Rentan Terhadap Kekerasan Fisik dan Seksual
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Fenomena anak jalanan (anjal) di Kota Kendari seakan tak kunjung usai. Keberadaan mereka kerap terlihat di traffic light dan sejumlah sudut kota. Meski kerap terjaring razia, mereka tetap akan kembali turun di jalanan. Ironisnya, keberadaan mereka diorganisir oleh pihak tertentu yang mencoba mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi kemiskinan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kendari, Haslita mengatakan keberadaan anjal tetap menjadi perhatian serius. Apalagi jumlah anakanak yang hidup dan bekerja di jalanan kian meningkat. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor seperti masalah ekonomi, ketidakstabilan keluarga dan minimnya akses terhadap pendidikan.
"Situasi ini memprihatinkan karena anak-anak tersebut sangat rentan terhadap kekerasan, eksploitasi, serta kondisi kesehatan yang buruk. Pemerintah dan berbagai lembaga sosial berupaya mencari solusi dengan berbagai program dan intervensi," jelas Haslita kemarin.
Haslita menekan pentingnya kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menangani fenomena ini. Mulai Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). DP3A sendiri berfokus memastikan hak-hak anak terpenuhi seperti hak mendapatkan penghidupan yang layak dalam keluarga dan hak endidikan yang layak.
Dalam upaya penanganan, DP3A bersama OPD terkait sering turun ke lapangan untuk langsung berinteraksi dengan anak-anak jalanan. Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan adanya eksploitasi anak-anak yang diorganisir untuk bekerja.
“Setelah mereka ditangkap, kami mendata dan mengumpulkan informasi. Fakta yang kami temukan di lapangan menunjukkan beberapa anak dipaksa oleh orang tua mereka sendiri untuk mengemis" bebernya.
Sebagai langkah intervensi, DP3A memanggil orang tua anjal yang terjaring razia untuk diberikan arahan dan bimbingan. Setelah itu, mereka diarahkan ke Dinas Sosial untuk penanganan lanjutan.
Kehidupan jalanan sambungnya, membawa risiko besar terhadap kesehatan dan keselamatan. Anjal kerap mengalami kekerasan fisik, bahkan kekerasan seksual terutama bagi anak perempuan. Selain itu, beberapa di antara mereka terjerumus dalam penyalahgunaan obatobatan seperti menghirup lem atau narkoba akibat kehidupan jalanan yang bebas dan tidak terkontrol.
"Kami berupaya keras mengembalikan anak-anak ini ke keluarganya, serta memastikan mereka yang tidak bersekolah bisa kembali ke sekolah. Namun, upaya ini tidak selalu berjalan mulus. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah edukasi kepada orang tua. Beberapa orang tua justru terus memaksa anak-anak mereka kembali ke jalanan," ujarnya
Meskipun menghadapi berbagai kendala, DP3A berkomitmen untuk tidak menyerah. Program pemerintah dalam memberantas fenomena anak jalanan terus berjalan, dengan pendekatan edukatif dan intervensi langsung kepada anak-anak dan orang tua. (b/m1)