Kendari Ditunjuk jadi Lokus

  • Bagikan
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kendari, Ellfi. (IST)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kendari, Ellfi. (IST)

-- Deteksi Dini Kunci Pencegahan Kanker Serviks

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Kanker serviks, atau kanker mulut rahim, merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita, setelah kanker payudara. Kanker ini dikenal sebagai "silent killer" karena sering kali tidak menunjukkan gejala hingga mencapai stadium akhir, membuat banyak penderita tidak selamat. Untuk itu, pemerintah mendorong deteksi dini agar penderita dapat diidentifikasi lebih awal, dan meningkatkan peluang kesembuhan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kendari, Ellfi menyatakan Kota Kendari terpilih sebagai salah satu lokus pengembangan dan penyuluhan deteksi dini kanker serviks melalui metode DNA HPV.

"Kami menargetkan 2.600 wanita subur dengan rentang usia 30-69 tahun, untuk melakukan deteksi dini ini. Angka penderita dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga pemerintah sangat berkomitmen untuk meningkatkan layanan deteksi dini," ujarnya kemarin.

Meskipun langkah ini sangat penting, Ellfi juga mengakui adanya kendala dalam implementasinya. Banyak masyarakat yang menganggap deteksi kanker serviks sebagai hal tabu, mengingat hubungannya dengan organ reproduksi perempuan. Selain itu, masalah biaya juga menjadi penghalang.

Di tahun 2024, pemerintah telah meluncurkan program penyuluhan mengenai deteksi dini kanker serviks. Dinas Kesehatan Kendari aktif melakukan sosialisasi mengenai kanker serviks dan pentingnya deteksi dini menggunakan DNA HPV, bekerja sama dengan pemerintah sektor terkait dipimpin oleh langsung oleh orang Kementerian Kesehatan.

"Selama bulan Agustus, September, dan Oktober, kami akan mengintensifkan sosialisasi ini dan mendapatkan respons positif dari masyarakat," tambah Ellfi.

Untuk meningkatkan kesadaran, Dinas Kesehatan Kendari berencana menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan pendekatan lebih masif. Mereka bekerja sama dengan lembaga pemasyarakatan, rumah sakit, dan hotel untuk menyebarkan informasi dan mengumpulkan orang-orang untuk deteksi dini.

Kementerian Kesehatan menggarisbawahi pentingnya empat pilar dalam menekan angka kasus baru kanker serviks. Pertama, edukasi dan penyuluhan yang intensif. Kedua, deteksi dini untuk mengidentifikasi kanker lebih awal. Ketiga, memastikan pengobatan untuk sel yang terinfeksi, dan keempat, penanganan sesuai prosedur.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kanker serviks ini adalah sebuah momok yang menakutkan, yang tidak bisa diabaikan dan memang dari segi fakta penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara.

Proses transformasi virus menjadi kanker memerlukan waktu 10-15 tahun, sehingga biasanya kanker baru terdeteksi saat penderita sudah memasuki usia menopause. Adapun gejala yang dialami oleh penderita meliput keputihan yang berlebih dan disertai dengan bau, mengeluarkan darah saat berhubungan seksual. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi krusial. Metode yang digunakan meliputi IFA test dan DNA HPV, yang membantu mengetahui seberapa besar virus mempengaruhi leher rahim perempuan.

"IFA test memungkinkan kita untuk mengetahui tingkat kerusakan sel, sedangkan DNA HPV dapat mengidentifikasi jenis virus penyebab kanker," jelas Ellfi. Jika hasilnya negatif, edukasi mengenai perilaku hidup sehat tetap dilakukan, termasuk pentingnya vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap kanker serviks.

Dinas kesehatan telah mengunjungi beberapa tempat dan puskesmas telah membuka layanan IFA test dan DNA HPV secara gratis. "Saya menghimbau agar masyarakat tidak perlu takut dan khawatir karena semua dokter dan bidan sudah terlatih dan ahli di bidangnya," tutupnya. (b/m1)

  • Bagikan

Exit mobile version