Nilai Tukar Petani Meningkat

  • Bagikan
PANEN: Seorang pembeli memanen hasil tomat di Desa Tuangila, Kabupaten Buton. Berdasarkan laporan BPS Sultra, Selama periode 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan grafik peningkatan. (ANGGORO HARIS/KENDARI POS)
PANEN: Seorang pembeli memanen hasil tomat di Desa Tuangila, Kabupaten Buton. Berdasarkan laporan BPS Sultra, Selama periode 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan grafik peningkatan. (ANGGORO HARIS/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pergerakan ekonomi di sektor pertanian terus menggeliat. Selama periode 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan grafik peningkatan. Pada September ini, NTP kembali naik sebesar 0,5 persen dibanding Agustus. Peningkatan ini mencerminkan keseimbangan yang lebih baik antara harga produk yang dijual petani dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Surianti Toar menyebutkan NTP Sultra pada September 2024 mencapai 116,62, naik 0,25 persen dibanding Agustus 2024 yang tercatat sebesar 116,34. "NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar oleh mereka," jelas Surianti kemarin.

NTP kata dia, menjadi indikator penting dalam mengukur daya beli petani di perdesaan. Selain itu, NTP juga mencerminkan daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi petani serta biaya produksi yang mereka keluarkan.

"Kenaikan harga sejumlah komoditas telah memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan dari hasil panen turut meningkatkan daya beli petani, yang tercermin dari kenaikan NTP ini," terangnya.

Namun demikian, harga beberapa komoditas pertanian menurun. Seperti cabai rawit, terong, dan beras mengalami penurunan harga pada September 2024. "Kalau bulan Agustus lalu, tomat yang mengalami penurunan harga," pungkasnya. (b/m1)

  • Bagikan