142 Kasus Baru Jembrana Terdeteksi

  • Bagikan
SUMBER DISTANNAK SULTRA DATA DIOLAH KENDARI POS ILUSTRATOR FAHRI ASMIN. (IST)
SUMBER DISTANNAK SULTRA DATA DIOLAH KENDARI POS ILUSTRATOR FAHRI ASMIN. (IST)

--Distribusi 15 Ribu Dosis Vaksin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Wabah Jembrana mulai mengancam produktivitas sapi Bali di Sulawesi Tenggara (Sultra). Meski jumlah kasus menurun dibanding tahun lalu, penyakit yang disebabkan retrovirus masih terus terdeteksi. Hingga Oktober 2024, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra mencatat 142 kasus. Sebagai pencegahan, pemerintah mendistribusikan 15 ribu dosis vaksin Jembrana.

Kepala Laboratorium UPTD Balai Pelayanan Keswan, Kesmavet dan Klinik Hewan (BPK3H) Distannak Sultra drh Arwana mengatakan Jembrana bukan penyakit zoonosis karena tidak menular ke manusia atau sapi jenis lain. Ternak yang terjangkit mengalami gejala demam tinggi dan diare berdarah. Namun ada beberapa sapi yang terjangkit tidak menunjukkan gejala klinis. Makanya, penyakit ini sulit terdeteksi pada tahap awal.

"15 ribu vaksin Jembrana didistribusikan ke beberapa kabupaten. Bombana sebanyak 2 ribu dosis, Kolaka Timur (Koltim) 3 ribu dosis, Kolaka Utara (Kolut) seribu dosis, Kolaka 3 ribu dosis, Konawe Selatan (Konsel) 2,5 ribu dosis, Konawe Utara (Konut) seribu dosis, Konawe 2,5 ribu dosis. Daerah yang mendapatkan vaksin hanya daerah yang sudah terdapat kasus jembrana," ujar drh Arwana kemarin.

Hingga Oktober 2024 kata dia, tercatat 142 kasus penyakit Jembrana yang tersebar di berbagai kabupaten. Mulai Konsel 54 kasus, Kolaka 30 kasus, Konawe 27 kasus, Konut 20 kasus, Bombana 8 kasus dan Koltim 3 kasus. Dari hasil uji laboratorium di Bombana, dari 8 sapi yang diperiksa, 7 diantaranya dinyatakan positif Jembrana.

Secara historis, penyakit Jembrana pertama kali terdeteksi di Sultra pada tahun 2023. Sampai saat ini, telah menyebabkan kematian lebih dari 400 ekor sapi. "Merespon itu, Distannak Sultra berkoordinasi dengan pemerintah daerah mempercepat distribusi vaksin Jembrana, terutama di daerah yang sudah terpapar," ujarnya.

Dalam pencegahan wabah, dibutuhkan kerja sama antara peternak dan pemda setempat dalam memantau kondisi ternak. Peternak diimbau untuk segera melaporkan setiap gejala yang mencurigakan, guna mempercepat penanganan dan meminimalisir kerugian lebih lanjut. "Melalui vaksinasi ini, kami berharap dapat mengendalikan penyebaran penyakit ini serta menjaga keberlanjutan ekonomi para peternak," pungkasnya. (b/m1)

  • Bagikan

Exit mobile version