--Tiongkok Jadi Tujuan Pasar Terbesar
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Lintas perdagangan internasional di Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukan tren positif. Tiap bulan, produk Sultra di ekspor ke luar negeri. Pada Agustus 2024, nilai ekspor mengalami peningkatan 8,31 persen dibanding bulan sebelumnya. Namun secara volume ekspor justru turun 8,05 persen. Pada Juli lalu, volume ekspor mencapai 238,80 ribu ton dan Agustus menjadi 219,58 ribu ton.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Surianti Toar mengatakan laporan ekspor pada periode Agustus 2024 memberikan gambaran mengembirakan. Peningkatan ini didorong oleh ekspor langsung yang tumbuh sebesar 14,79 persen. Dari US$ 257,03 juta Jul lalu menjadi US$ 295,04 juta pada Agustus.
“Secara kumulatif, hingga Agustus 2024, total volume ekspor Sultra tercatat mencapai 1.947,19 ribu ton, dengan total nilai ekspor sebesar US$ 2.585,00 juta,” jelasnya kemarin.
Komoditas utama yang mendominasi ekspor Sultra pada Agustus sambungnya, adalah besi dan baja dengan nilai ekspor sebesar US$ 316,37 juta. Sementara itu, komoditas ikan dan udang berada di urutan kedua dengan nilai US$ 0,63 juta dan komoditas daging serta ikan olahan di urutan ketiga dengan nilai US$ 0,40 juta. Peningkatan terbesar terjadi pada ekspor besi dan baja, yang naik sebesar US$ 26,02 juta atau 8,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Selama Agustus 2024, lima golongan barang utama berdasarkan kode HS dua digit memberikan kontribusi penuh terhadap total ekspor. Secara kumulatif, kontribusi lima golongan barang ini mencapai 99,93 persen dari total ekspor sepanjang tahun 2024,” ungkapnya.
Adapun Negara tujuan ekspor utama pada Agustus 2024 adalah Tiongkok, Korea Selatan, India, Taiwan dan Amerika Serikat. Tiongkok menjadi negara tujuan terbesar, dengan nilai ekspor mencapai US$ 283,82 juta, atau 99,87 persen dari total ekspor. Ekspor ke Tiongkok meningkat sebesar US$ 56,41 juta (24,81 persen) dengan besi dan baja sebagai komoditas utama yang diekspor.
Dari sisi sektor, ekspor Sultra didominasi oleh industri pengolahan yang mencapai US$ 317,19 juta atau 99,79 persen dari total ekspor Agustus 2024. Sektor pertambangan berada di urutan kedua dengan nilai ekspor US$ 0,34 juta (0,11 persen). Nilai ekspor dari sektor industri pengolahan mengalami peningkatan sebesar 8,81 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sementara sektor pertanian mengalami penurunan sebesar 18,11 persen.
Meskipun nilai ekspor pada bulan Agustus 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan bulan Juli, secara tahunan nilai ekspor menurun jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya kinerja ekspor di sektor industri pengolahan.
“Kami berharap data ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan pelaku industri dalam menyusun kebijakan untuk terus mendorong ekspor di Sultra,” pungkasnya. (b/m1)