Inflasi Sultra Terendah Ketiga Nasional

  • Bagikan
ILUSTRASI: FAHRI/KENDARI POS
ILUSTRASI: FAHRI/KENDARI POS

-- Pj.Gubernur : Seluruh Pemda Memastikan Distribusi Bahan Pangan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto teguh menunaikan 8 arahan Presiden Jokowi dalam rapat kerja nasional kepala daerah. Salah satunya aspek pengendalian inflasi. Pj Gubernur Andap sukses mengendalikan inflasi Sultra bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Indikatornya, inflasi Sultra kini berada di peringkat 3 terendah secara nasional.

Sebelumnya, inflasi Sultra bertengger di peringkat 7 terendah nasional. Bahkan, pada awal Andap Budhi Revianto menjabat Pj Gubernur, inflasi Sultra berada di peringkat 2 tertinggi nasional. Keberhasilan Pj Gubernur Andap mengendalikan inflasi daerah diapresiasi Presiden Jokowi dengan meraih predikat TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Wilayah Sulawesi tahun 2024. Prestasi itu membawa Pj Gubernur Andap menjejak di Istana Negara dan menerima penghargaan dari Presiden RI Jokowi.

Inflasi Sultra yang berada di peringkat 3 terendah secara nasional terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (2/10/2024). Rakor yang dipimpin Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw itu diikuti seluruh kepala daerah di Indonesia.

Dalam rakor itu, Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sultra, Muh Amin, menjelaskan berdasarkan data yang dirilis pada 1 Oktober 2024, inflasi tahunan Sultra untuk periode September 2024 tercatat sebesar 1,06 persen. “Angka itu menunjukkan inflasi Sultra terendah ketiga secara nasional. Angka ini juga berada di bawah target inflasi nasional sebesar 2,5 persen dengan toleransi plus minus 1 persen,” ujarnya.

Menurut Muh.Amin, penurunan inflasi bulanan di Sultra pada September 2024 mencapai -0,20 persen (monthto-month), dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas seperti cabai rawit, terong, dan ikan layang. Meski demikian, inflasi tahunan dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas seperti Sigaret Kretek Mesin (SKM), beras, dan emas perhiasan, yang menyumbang inflasi sebesar 0,68 persen.

“Di tingkat kabupaten, Kolaka mencatat inflasi tahunan tertinggi sebesar 1,74 persen, sementara Konawe mencatat inflasi terendah sebesar 0,43 persen,” jelas Muh.Amin.

Sementara itu, Pj.Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mengatakan, penurunan inflasi ini mencerminkan upaya Pemprov Sultra mengendalikan inflasi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga berhasil menjaga stabilitas harga, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Dibandingkan pada bulan sebelumnya, inflasi tahunan di Sultra tercatat 1,62 persen, menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,56 persen.

“Penurunan ini bukan berarti tantangan ekonomi di Sultra berakhir, namun tetap perlu diantisipasi adanya fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat,”kata Pj.Gubernur Andap.

Mantan Kapolda Sultra itu menjelaskan, berdasarkan data BPS, penurunan inflasi pada September 2024 dipengaruhi berbagai faktor. Inflasi bulanan di Sultra tercatat mengalami deflasi sebesar -0,20 persen secara month-to-month (mtm). Beberapa komoditas yang memberikan andil terhadap penurunan harga tersebut antara lain cabai rawit, terong, beras, ikan layang, dan bayam.

Sedangkan inflasi tahunan sebesar 1,06 persen (yoy) didorong oleh kenaikan harga pada komoditas seperti Sigaret Kretek Mesin (SKM), beras, mobil, gula pasir, dan emas perhiasan yang menyumbang andil inflasi sebesar 0,68 persen.

Untuk wilayah Sultra, Kabupaten Kolaka mencatat inflasi tahunan tertinggi dengan angka 1,74 persen. Beberapa komoditas yang memicu inflasi di Kolaka adalah emas perhiasan, ikan bandeng, sigaret kretek mesin, ikan kembung, dan bayam. Sebaliknya, Kabupaten Konawe mencatat inflasi tahunan terendah sebesar 0,43 persen.

Selain inflasi, Indeks Perkembangan Harga (IPH) di beberapa kabupaten pada minggu keempat September 2024 relatif terkendali. Kabupaten Muna mencatat IPH tertinggi sama seperti minggu sebelumya sebesar 0,81 persen. Disusul Kabupaten Buton Selatan dengan 0,33 persen, dan Kabupaten Buton Tengah dengan -0,21 persen.

Di sisi lain, IPH terendah tercatat di Kabupaten Kolaka Timur dengan angka -1,64 persen, Kabupaten Konawe Kepulauan dengan angka -1,43 persen, dan Kabupaten Konawe Utara sekira -1,23 persen.

“Rendahnya inflasi Sultra pada September 2024 menjadi kabar baik bagi perekonomian daerah. Pemerintah Provinsi Sultra terus berupaya menjaga harga tetap stabil sambil menjaga kesejahteraan produsen dengan memantau harga dan melaksanakan upaya-upaya agar komoditas dapat dijaga tetap sesuai Harga Acuan Pembelian (HAP),” ungkap Pj.Gubernur Andap.

Ia memerintahkan seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota dan TPID se-Sultra agar terus mengawasi perkembangan harga di pasar dan memastikan kelancaran distribusi barang, terutama bagan pangan pokok. “Koordinasi juga perlu terus dijaga untuk meningkatkan jual beli pangan antardaerah, sehingga daerah yang surplus pangan dapat menyalurkan pangannya dengan harga pantas ke daerah yang memerlukan,” tegas Pj.Gubernur Andap.

Pj.Gubernur Andap juga mengimbau masyarakat untuk dapat mengonsumsi produk domestik Sultra yang berkualitas. “Dengan upaya yang konsisten dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan inflasi di Sultra dapat terus terkendali dan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di seluruh kabupaten/kota,” pungkasnya. (rah/b)

  • Bagikan