KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- 62 pasangan calon (paslon) level provinsi, dan 17 kabupaten dan kota se-Sultra bertarung di daerah masing-masing. Tensi perebutan kursi kepala daerah dan wakil kepala daerah kian sengit. “Perang” program kerja (kampanye) dimulai sejak 25 September hingga 23 November 2024. Para paslon bergerilya untuk meraih simpati konstituennya. Banyaknya paslon di Pilkada se-Sultra diyakini sebagai cerminan proses demokrasi berjalan di atas relnya.
Pengamat Politik Sultra, Dr.Muh Najib Husain, S.Sos., M.Si menilai penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2024 di Sultra sudah berjalan demokratis. Indikatornya dapat dilihat dari variasi keterwakilan paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur, paslon Bupati dan Wakil Bupati serta paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Sultra.
“Di Sultra pertarungan cukup demokratis. Semua ada. Ada paslon lawan kotak kosong. Ada paslon dari jalur independen. Banyak perempuan yang tampil di Pilkada. Bahkan ada Pilkada kabupaten sampai 6 paslon. Hal itu menunjukkan bahwa demokrasi di Sultra itu sangat terbuka,” kata Najib.
Dr.Muh Najib, berharap KPU dapat menjalankan tugasnya dengan bersih dan menyelenggarakan seluruh tahapan Pilkada sesuai dengan regulasi yang ada.
“Saya harap penyelenggara Pilkada dalam hal ini KPU dapat menyelenggarakan tahapan berdasarkan atas asas sesuai regulasi atau pedoman yang ada. Kami harap KPU tidak mencoba bermain-main dengan mengadakan atau berhubungan dengan paslon yang ada. Karena KPU adalah wasit demokrasi,” tutur Dr.Muh Najib. (ags/b)