Tarian Lariangi jadi Warisan Budaya Tak Benda

  • Bagikan
Plt Wakatobi, Ilmiati Daud bersama peserta Festival Gebyar Nada Maritim di Aula Pesanggrahan Taman Budaya Wakatobi, kemarin. (IST)
Mahasiswa dan Dosen Pembimbing FF UHO. (Dok Fakultas Farmasi UHO)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Sulawesi Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Wakatobi Menggelar Festival Gebyar Nada Maritim di Aula Pesanggrahan Taman Budaya Wakatobi. Kegiatan yang berlangsung 25-27 September ini melibatkan tokoh-tokoh inspiratif, budayawan, guru yang berkecimpung di bidang seni dan budaya, serta para pelajar di Wakatobi.

Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud yang membuka kegiatan itu mengatakan Tarian Lariangi dari Pulau Kaledupa ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia.

Tidak hanya itu, Tarian Sajo Moane juga sudah masuk daftar warisan tak benda. “Dan perlu keseriusan menjaga kekayaan Wakatobi. Bukan hanya menjaga kekayaan alamnya saja namun juga kearifan lokal serta budaya Wakatobinya,” bebernya.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi sorotan dalam festival ini. Di antaranya, Tradisi Duata dan lomba bantibanti. Pihak BPK Wilayah XIX berharap tradisi tersebut bisa diusulkan dan ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda tahun 2025.

Sementara itu, Kasubag Umum BPK XIX Sulawesi Selatan, Rosdyana, mengapresiasi pihak yang telah bekerja keras dan sungguhsungguh mempersiapkan acara tersebut. Festival ini kata dia menjadi langkah nyata untuk memajukan kebudayaan, sesuai dengan amanat UU nomor 5 tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan.

“Kegiatan ini juga sebagai ajang melestarikan dan mengembangkan serta menanamkan nilai-nilai budaya nusantara di tengah masyarakat khususnya kepada generasi muda,” ujarnya.

Ia mengatakan festival ini sebagai salah satu bentuk dukungan konkret dari BPK Wilayah XIX untuk menjaga budaya lokal agar terus hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat. (thy/b)

  • Bagikan

Exit mobile version