KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe telah mendirikan sejumlah pasar tradisional untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat. Hadirnya pasar itu dimanfaatkan sebagian warga untuk berdagang, salah satunya berjualan ikan. Namun belakangan, pedagang ikan pada beberapa pasar tradisional mengeluh pendapatannya menurun drastis. Itu karena munculnya lapaklapak ikan yang dibangun sebagian masyarakat di tepi jalan Kota Unaaha. Untuk mengatasi hal itu, Pemkab Konawe berencana menertibkan para pedagang ikan ilegal yang berdagang di luar kawasan pasar tradisional.
Wacana penertiban lapak-lapak ikan ilegal itu, diungkapkan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Konawe, Cici Ita Ristianty, Rabu (18/9). Ia mengatakan, rencana penertiban tersebut dimaksudkan untuk menjaga keindahan Kota Unaaha. Termasuk, sebagai upaya Pemkab Konawe dalam menjaga kebersihan di areal pemukiman masyarakat.
“Kita akan segera memanggil para pedagang ikan yang berjualan di luar pasar itu untuk merundingkan langkah pemerintah dalam menertibkan lapak tersebut. Nanti dalam pertemuan ini, kita carikan dulu solusi terbaiknya seperti apa,” ujarnya. Cici Ita Ristianty menuturkan, apabila nanti dalam perundingan tidak menemukan mufakat antara pedagang ikan liar, Bapenda Konawe akan menyerahkan sepenuhnya pada Pemkab untuk mengambil langkah penertiban. Terlebih menurutnya, para pedagang tersebut tidak memiliki izin untuk berdagang di area pemukiman warga.
“Pemerintah telah menyiapkan tempat penjualan ikan. Untuk di Kota Unaaha, ada Pasar Rahabangga dan Asinua. Dua pasar ini masih banyak lapak berjualan yang kosong. Ini bisa dimanfaatkan pedagang ikan liar tersebut,” ucapnya. Cici juga menambahkan, pihaknya hanya menarik retribusi dari para pedagang di Pasar Rahabangga. Yang membuat lapak, ialah para pedagang itu sendiri. Namun setahun terakhir ini, banyak pedagang di Rahabangga mengeluhkan munculnya pelapak di ruas Kota Unaaha.
“Kehadiran lapak-lapak liar ini sangat memengaruhi pendapatan pedagang di pasar. Sebab pada lapak liar itu sudah lengkap jualannya. Ada ikan, sayur dan bumbu-bumbu lainnya. Jadinya pembeli di pasar sepi. Akibatnya, retribusi pasar dari Rp 5 ribu, kita turunkan menjadi Rp 3 ribu,” ungkapnya. (b/adi)