Alokasikan Rp 30 Miliar Turunkan Tengkes

  • Bagikan
Kepala Bappeda Konkep, Safiuddin Alibas. (IST)
Kepala Bappeda Konkep, Safiuddin Alibas. (IST)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Upaya maksimal menurunkan angka prevalensi tengkes (stunting) agar sesuai target nasional diangka 14 persen, terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep). Berbagai langkah dan kebijakan ditempuh untuk mendukung program penurunan angka prevalensi, termasuk mengalokasikan anggaran hingga Rp 30 miliar pada tahun 2024 ini.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konkep, Safiuddin Alibas, mengatakan, tengkes sangat penting untuk ditangani karena berdampak bagi kualitas suber daya manusia (SDM). Untuk mengantisipasi problem tersebut, Pemkab Konkep telah bergerak sejak tahun 2021 melalui visi Wawonii Sehat. Lalu kemudian penguatan terhadap tengkes makin dimasifkan pada tahun 2023 dan 2024 ini.

“Pemkab Konkep terus berkomitmen untuk menurunkan angka prevalensi stunting. Kami telah menggelontorkan anggaran puluhan miliar setiap tahunnya untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Pulau Wawonii. Tahun 2023 senilai Rp 19 miliar lebih dan 2024 ini Rp 30 miliar lebih. Kemudian, perencanaan tahun 2025 mendatang, Pemkab masih menyiapkan anggaran Rp 16 miliar lebih,” rinci Safiuddin Alibas, Rabu (11/9).

Ia mengungkapkan, alokasi anggaran sebanyak itu digunakan untuk menurunkan angka prevalensi stunting sesuai target nasional. “Upaya yang kita lakukan guna menurunkan angka prevalensi ini dengan melakukan Gebrak Stunting melalui kunjungan dan melakukan pemeriksaan kesehatan serta gizi anakanak usia dini, ibu hamil, ibu nifas, termasuk remaja calon pengantin. Kegiatan ini dilakukan dengan cara kunjungan dari rumah ke rumah dan telah kami lakukan sejak Agustus lalu,” ungkapnya.

Safiuddin Alibas melanjutkan, selain pemeriksaan kesehatan dan gizi, Pemkab Konkep juga melakukan pemeriksaan kondisi lingkungan seperti sanitasi, ketersediaan air bersih, pemanfaatan pangan lokal hingga pendapatan keluarga. “Pemeriksaan sanitasi ini kita lakukan dengan melihat kondisi jambannya apakah dalam keluarga tersebut memiliki atau tidak. Selain itu kami juga melihat ketersediaan air bersih dan ekonomi serta pangan keluarganya, apakah sesuai standar pemenuhan gizinya,” ungkapnya.

Jika dalam setiap gebrak stunting ditemukan masyarakat yang memiliki gejalagejala tengkes, maka Pemkab Konkep akan segera merespon dengan melakukan penanganan. Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dilibatkan dalam tim percepatan penurunan angka tengkes. “Akan langsung diberikan penanganan secepatnya. Seperti pemberian susu maupun dukungan gizi lainnya,” pungkas Safiuddin Alibas. (c/jib)

  • Bagikan

Exit mobile version