Pemkot Jaga Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Warga

  • Bagikan
KUALITAS AIR BERSIH : Kegiatan FGD yang membahas pemenuhan kebutuhan air minum di perkotaan yang digelar Pemkot Baubau dan dibuka Asisten II Setkot, Hj. Asmahani. (DISKOMINFO KOTA BAUBAU FOR KENDARI POS)
KUALITAS AIR BERSIH : Kegiatan FGD yang membahas pemenuhan kebutuhan air minum di perkotaan yang digelar Pemkot Baubau dan dibuka Asisten II Setkot, Hj. Asmahani. (DISKOMINFO KOTA BAUBAU FOR KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Air minum menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan mutlak harus tersedia dalam kuantitas maupun kualitas yang memadai. Namun, pertumbuhan penduduk tidak merata membuat lebih dari 50 persen yang tinggal di kawasan perkotaan semakin terbatas mendapatkan air bersih.

Daya dukung air yang semakin terbatas disebabkan karena pencemaran sebagai akibat rendahnya kesadaran masyarakat, pengelolaan daerah tangkapan air kurang baik dan adanya perubahan iklim, menjadi isu lingkungan yang penting untuk ditangani.

“Di lain pihak, ketersediaan air pada suatu wilayah akan mendorong peningkatan ekonomi. Karena pusat pertumbuhan di suatu wilayah hanya akan terjadi bila didukung sarana dan pelaksanaan dasar termasuk air minum. Makanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau, memberi perhatian dalam pengembangan sarana dan prasarana kebutuhan air minum. Ini menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, kontinuitas,” urai Asisten II Setkot Baubau, Hj. Asmahani, sat membuka focus group discussion (FGD) terkait pemenuhan kebutuhan air minum di perkotaan, kemarin.

Ia menegaskan, sistem penyediaan air minum (SPAM) dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat, akses terhadap pelayanan dan terpenuhnya perwujudan pokok air minum sehari-hari.

“Permasalahan air bersih di perkotaan adalah tantangan kompleks dan mendalam yang memengaruhi kehidupan. Mulai dari kualitas yang buruk, penurunan tersedianya sumber air bersih, sistem pengolahan tidak memadai, krisis selama musim kering dan masalah keselamatan akibat air tidak higienis,” jelasnya dalam kegiatan yang turut menghadirkan narasumber dari Bappeda Provinsi, Balai Sungai Wilayah IV Sultra, serta pihak Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra.

Diakui, masalah tersebut juga telah melanda ketersediaan air bersih di Kota Baubau. Mulai dari kurangnya pasokan air yang dialirkan ke masyarakat yang bisa dua minggu, bahkan sebulan sekali. Air yang dialirkan pada musim hujan juga mengalami kekeruhan. Itu sesuai laporan capaian standar pelayanan minimal. (c/lyn)

  • Bagikan