Terapkan Bioteknologi Konvensional untuk Mengubah SDA Menjadi Sumber Pangan dan Kesehatan
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Halu Oleo (UHO) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kelurahan Tondonggeu, Kecamatan Nambo, Kota Kendari. Program ini berlangsung selama sebulan, dari 30 Juli 2024 hingga 30 Agustus 2024.
Dosen Ketua Tim KKN Tematik, Dr. Hj. Sri Ambardini, M.Si., yang merupakan ahli di bidang Fisiologi Tumbuhan dan dosen Prodi Bioteknologi FMIPA UHO menjelaskan, sebagian besar warga Kelurahan Tondonggeu bekerja sebagai nelayan, buruh bangunan, dan buruh pabrik.
“Setelah survei dan pengamatan selama satu minggu serta berdialog langsung dengan warga, kami menemukan beberapa kendala utama yang dihadapi oleh masyarakat Kelurahan Tondonggeu,” kata Dr. Hj. Sri Ambardini dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/9/2024).
Masalah Warga Kelurahan Tondonggeu
Menurut Dr. Hj. Sri Ambardini, beberapa permasalahan yang dihadapi warga Kelurahan Tondonggeu.
Pertama: Kurangnya Kesadaran tentang Pentingnya Pendidikan. Pendidikan belum menjadi prioritas utama bagi orang tua di Kelurahan Tondonggeu. Terlihat dari rendahnya jumlah peserta didik di PAUD dan tingginya angka siswa SD yang memilih bekerja melaut.
"Tingkat pendidikan yang rendah, mempengaruhi pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pendidikan di era global. Program pendidikan yang kami selenggarakan bertujuan, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak," jelasnya.
Kedua, Minimnya Pemahaman tentang Kebersihan. Banyak warga masih membuang limbah langsung ke laut, yang berdampak negatif pada kualitas hidup dan lingkungan. Kurangnya fasilitas pengelolaan sampah dari pemerintah kota memperburuk masalah ini.
"Program baksos dan sosialisasi, kami fokus pada peningkatan kesadaran tentang kebersihan lingkungan," terangnya.
Ketiga, Minimnya Pemahaman tentang Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Warga kurang memahami cara memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di sekitar mereka.
"Program kami bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sumber daya alam yang ada," ujarnya.
Keempat, Rendahnya Perhatian terhadap Pemeliharaan Infrastruktur. Infrastruktur seperti bangunan kelurahan dan PAUD kurang mendapatkan perhatian, terlihat dari kondisinya yang memburuk.
"Program kami mencakup pemeliharaan dan pengecatan kembali fasilitas umum untuk meningkatkan kondisi infrastruktur," ucapnya.
Solusi yang Ditawarkan
Pertama, Sosialisasi Pendidikan dan Hidup Sehat. Menurut Dr. Hj. Sri Ambardini, perlu
sosialisasi komprehensif untuk meningkatkan pemahaman tentang pendidikan dan hidup sehat. Termasuk pelatihan penggunaan aplikasi Microsoft Word dan Excel untuk pemuda.
Kedua, Kerja Bakti Membersihkan Masjid Tondonggeu. Program kerja bakti bertujuan membersihkan masjid yang jarang dirawat oleh warga, mengingat kesibukan mereka.
Ketiga, Sosialisasi Pembuatan Saus Tomat Analog dan Masker Kelor. Pihaknya memperkenalkan pembuatan saus tomat dari pepaya, sebagai alternatif dan masker kelor yang bermanfaat untuk kesehatan kulit.
"Inovasi ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan lokal yang ada di Kelurahan Tondonggeu," jelasnya.
Keempat, Pemeliharaan Infrastruktur Kelurahan.
Melakukan pengecatan kembali infrastruktur untuk meningkatkan kondisi dan mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap fasilitas umum.
"Dengan berbagai program ini, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kelurahan Tondonggeu dan mendorong perubahan yang berkelanjutan," imbuhnya. (KP)