74 Ribu Balita Alami Masalah Gizi

  • Bagikan

--Baru 1,04 Persen yang Diintervensi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Masa depan ada di tangan generasi muda. Sudah sepatutnya, kebutuhan gizi calon pelanjut tongkat estafet harus dipenuhi. Ironisnya, hal itu masih jauh dari harapan. Sebanyak 74.617 anak di bawah lima tahun atau Balita di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami masalah gizi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra Hj Usnia menargetkan melakukan pemeriksaan dan pengukuran kondisi kesehatan kepada 201.666 Balita. Hal ini bagian dari langkah intervensi pemerintah sejak Juni lalu terkat persoalan stunting. Hasil rekapannya bisa dicek melalui aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).

"Sejauh ini, progresnya telah mencapai 96,36 persen atau 195.298 balita. Dari hasil pengukuran tersebut, 74.617 balita atau 38,21 mengalami masalah gizi. Saat ini jumlah balita yang diintervensi baru sebanyak 779 sasaran atau 1,04 persen dari penderita masalah gizi," kata Usnia kemarin.

Timbulnya masalah gizi lanjutnya, tidak sekedar kekurangan makanan dan masalah kesehatan tetapi juga karena pola asuh. Selain itu, hal yang paling penting adalah kemiskinan dan kepemimpinan.

Untuk itu, pentingnya intervensi spesifik dalam mengatasi hal itu yakni pemantauan balita, pemberian ASI kaya protein hewani bagi balita, dan tata laksana balita dengan masalah gizi (berat badan kurang, gizi kurang, gizi buruk dan stunting).

"Pentingnya ada ASI eksklusif, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi, edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS),"paparnya.

Ia menyebut, ada tiga faktor penyebab masalah gizi yakni pembangunan ekonomi, politik, sosial budaya. Di sisi lain, kemiskinan ketahanan pangan, gizi, pendidikan, daya beli, akses pangan, akses informasi dan akses pelayanan turut berpengaruh.

Sementara penyebab tidak langsung yang perlu diketahui yaitu ketersediaan dan pola konsumsi pangan. Pola asuh pemberian MP-ASI, pola asuh psikososial penyediaan MP-ASI, kebersihan dan sanitasi serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. "Sedangkan penyebab langsung yaitu konsumsi makanan dan status infeksi. Halhal ini perlu kita ketahui untuk mencegah dini masalah gizi bagi balita kita," pungkasnya. (b/rah)

  • Bagikan

Exit mobile version