--SULTRA AWARD KENDARI POS 2024 TOKOH POLITISI INSPIRATIF
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pilcaleg 2019, AJP meraup 13.659 suara. Pilcalg 2024, pria kelahiran 11 Agustus 1979 ini kembali mengulang kemenangan dengan 15.396 suara. Populartis AJP terus tumbuh. Ia bisa saja menikmati kursi parlemen, namun sosok AJP tak demikian.
Ia melepas kursi parlemen, mengincar kursi Wali Kota Kendari untuk memperluas lahan pengabdian. Politisi Golkar itu ingin membangun Kendari dan menyejahterakan warganya. AJP bersama Andi Sulolipu telah terdaftar sebagai bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari di KPU Kendari dengan dukungan Golkar dan PPP.
Alumni SMAN 1 Kota Kendari itu, sempat terdepak saat awal berjuang mendapatkan dukungan Golkar karena Golkar memutuskan mencalonkam figur lain. Namun, dengan jiwa petarung dan visioner, ia mampu mengembalikan Golkar ke pangkuannya.
“Saya dilahirkan dari keluarga petarung. Ayah saya Surunuddin Dangga berpesan, selagi kita yakin memperjuangkan kebenaran, pantang mundur sebelum menang,” kata Aksan Jaya Putra kepada Kendari Pos.
Di pilwali Kendari, AJP menggaungkan tagline Kendari Bisa, yang di dalamnya terkandung gagasan membangun Kendari.
Kendari Bisa merupakan singkatan dengan makna B adalah berdaya saing, I adalah Inovatif, S adalah sejahtera dan A adalah aman.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Sultra ini menjelaskan, berbicara berdaya saing, berangkat dari situasi Kendari bukan kota penghasil yang bersumber dari sumber daya alam. Hanya saja, Kendari diapit empat kabupaten penghasil sumber daya alam (nikel); Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka dan Konawe Kepulauan. Rata-rata empat daerah ini penghasil mineral nikel. Kendari bukan penghasil nikel, tetapi rata-rata perusahaan tambang menggelar kegiatan di Kendari seperti tanda tangan MoU yang nilai kerjasamanya bisa jutaan dollar.
Dari kegiatan tersebut Kendari hanya memperoleh pajak hotel dan restoran, juga tempat hiburan.
“Nah, ke depan bagaimana memaksimalkan uang hasil pengolahan Sumber Daya Mineral, larinya ke Kendari sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata Aksan Jaya Putra.
Anggota DPRD Sultra ini berpandangan Kendari bakal meleset maju dengan mengoptimalkan sektor jasa. Misalnya, menyediakan apa yang dicari para pengusaha tambang. Karena sangat rugi ketika hasil mereka mengolah tambang, dibelanjakan di luar. Kendari tidak memperoleh keuntungan. Misal pengusaha A berhasrat nongkrong di Starbucks yang di Kendari belum ada. Sehingga mereka beralih ke Kota Makassar. Minum kopi sekira Rp 50 hingga Rp100 ribu. Setelah itu mereka belanja lainnya dari hasil pengolahan tambang.
“Ini menjadi masalah ketika para pengusaha tambang setelah mendapatkan keuntungan di Sultra, lalu tujuan belanjanya di luar. Sehingga mimpi menciptakan perekonomian yang kuat, sangat sulit terwujud. Padahal dengan membangun infrastruktur yang modern yang dibutuhkan oleh para pengusaha tambang maupun lainnya bisa dilakukan di Kendari untuk memanjakan para investor,” ujar Aksan.
Ketua MKGR Sultra itu mencontohkan, pengusaha tambang dari Morowali yang kerap datang belanja bahan makanan di Kota Kendari. Lebih efektif di Kota Kendari ketimbang belanja ke Kota Palu yang menghabiskan waktu cukup lama. Peluang-peluang tersebut yang mesti dimanfaatkan dan dipelajari oleh Kepala Daerah lalu menghadirkan berbagai inovasi menjawab kebutuhan pasar para investor.
“Berbicara kota besar maka berbciara perputaran ekonomi. Seluruh sendi-sendi vital perekonomian mesti diaktifkan dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Jika ekonomi kuat, kita bisa menekan angka kemiskinan, dan masyarakat sejahtera,” ujar Aksan Jaya Putra.
Berangkat dari berbagai persoalan tersebut, kata dia, maka yang mesti dipikirkan pemimpin Kendari ke depan, bagaimana menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi. Tanpa PAD maka susah membangun daerah.
Kemudian berbicara inovatif. Saat ini di zaman teknologi modern di mana aktivitas manusia nyaris seluruhnya menggunakan digitalisasi. Termasuk ASN harus dilatih menjadi inovatif.
Kemudian sejahtera, di Kendari banyak para pelaku UMKM yang menghidupkan perekonomian Kendari. Jika di malam hari tidak ada penjual, maka Kendari akan menjadi kota mati. Sehingga para UMKM ini mesti maju. Tentu pemerintah harus bantu melalui dana hibah, dana bergulir atau para UMKM difasilitasi dengan lembaga perbankan nasional untuk mendapatkan kredit usaha rakyat tanpa jaminan.
Kemudian berbicara aman. Kata aman sangat menjamin kota yang maju dan kondusif. Tanpa rasa aman, maka sulit mendatangkan investasi di Kendari. Semua akan angkat kaki jika kondusivitas daerah tidak terjaga dengan baik.
“Sinergi antara Pemerintah Daerah dan TNI/Polri dan seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan untuk merawat keamaman daerah,” beber Aksan.
Aksan Jaya Putra mengaku selalu ditekankan orang tuanya Bapak Surunuddin Dangga (Bupati Konawe Selatan) agar berpolitik yang santun. Bergerak atau bekerja di tengah masyarakat senantiasa mengedepankan sikap yang ramah, dan saling tolong menolong antara sesama. (ali/adv)