KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Secara de jure, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) menjadi daerah otonom sejak 23 Juli 2014. Itu sesuai undangundang nomor 15 tahun 2014 dan mencakup tujuh wilayah kecamatan. Sebagai daerah otonomi baru (DOB), Buteng membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dalam dinamisasi dan akselerasi pembangunan pada seluruh sektor, demi berdiri setara dengan daerahdaerah lainnya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Memacu akselerasi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah keniscayaan untuk mendorong kemajuan daerah. Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buteng menjadi garda terdepan penggerak dan inovator pembangunan. Olehnya itu mereka dituntut punya kapasitas untuk mengaplikasikan visi dan misi pemerintah daerah.
Beruntungnya, ada sosok Ir. Muhammad Said, ST.,MT. yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang di Buton Tengah. Karier eselon II-nya memang belum lama, namun pengalaman Muhammad Said begitu sarat. Ia sudah mengabdi di dua daerah, Pemkab Muna dan di Buton Tengah.
Di Kabupaten Muna ia dipercaya sebagai Kepala Bagian Pembangunan Setkab. Buah pemikirannya juga sudah tertuang dalam perencanaan dan pengawasan mega proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Baharuddin. Muhammad Said lalu pindah ke Buton Tengah dan dipercaya memulai kariernya di Negeri Seribu Gua tersebut sebagai Kepala Bidang Fisik dan Prasarana (Fispra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Kinerjanya memuaskan pimpinan (bupati), lalu ia dipromosi menjadi Sekretaris Dinas Pariwisata, sektor unggulan Buton Tengah. Di Dinas Pariwisata (Dispar), Said semakin giat berinovasi. Sumbangsih ide pemikiran dan kinerjanya menjadikan pariwisata Buteng kian populer. “Buton Tengah ini kan punya banyak gua, tapi kadang aksesnya belum ada. Nah, kita bangun jalan-jalan wisata, ditata untuk lebih menarik. Sekarang sudah lebih maju lagi,” katanya.
Proses memang tak pernah mengkhianati hasil. Itu berlaku juga bagi kerja keras Muhammad Said. Buah dari mencetuskan ide-ide kreatif pembangunan, akhirnya mengantar dia menerima promosi ruang kerja yang lebih menantang, sesuai latar belakang akademiknya. Ia dipindahkan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Awalnya sebagai Sekretaris Dinas karena masih berstatus sebagai eselon III. Said unjuk gigi melalui kerjakerja optimal hingga akhirnya dipercaya dan didefinitifkan sebagai kepala dinas setelah melewati tahapan asesmen yang ketat.
Muhammad Said patut dilabeli sebagai Arsitek andal. Ia mampu melihat peluang dan potensi pada setiap objek, lalu mengaplikasikan menjadi karya nyata yang spektakuler. Ia sosok aparatur yang loyal dan berintegritas. Di mana dan dalam posisi apapun, Said menunaikan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dengan penuh tanggung jawab. Integritasnya tinggi, gesit dan punya cakrawala keilmuan yang membentang. Tak heran jika ia dipercaya untuk menahkodai Dinas PU Buton Tengah. Loyalitas sudah teruji, kinerjanya pun telah terbukti.
Mengawali kinerjanya, Said langsung mencari kantor yang lebih representatif agar performa aparaturnya lebih optimal. Sebuah gedung megah berdiri tunggal, tak termanfaatkan di kawasan Labungkari, ibu kota Buteng. Said punya ide, kantor tersebut dapat dimanfaatkan dan mendapat respon dari pimpinan daerah. Itu bukti jika Said seorang pemikir cerdas yang tak hanya piawai di lapangan, tetapi juga inovatif dalam memimpin lembaga. (b/lyn/adv)