KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buton Utara (Butur) kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). Terbaru, kegiatan tersebut digelar di Kelurahan Bonegunu dan dibuka langsung Wakil Bupati Butur, Kompol (Purn) Ahali, MH.
“GPM ini dapat memperpendek rantai distribusi produk pangan, sehingga masyarakat mendapatkan harga terbaik. Kebijakan ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya inflasi serta membantu masyarakat dalam menjaga stabilisasi harga bahan pangan. Sehingga tidak terlalu terbebani dengan harga kebutuhan pangan yang makin tidak menentu,” jelasnya, kemarin.
Ahali mengaku, inflasi terjadi karena stok sejumlah barang pokok yang dibutuhkan sangat terbatas. Namun yang membutuhkan justru banyak, sehingga harga makin melambung.
“Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya kenaikan harga. Akibat perang di Ukraina dan Rusia secara tidak langsung memberikan dampak terhadap inflasi. Kemudian situasi geo politik global Amerika dan China juga berdampak terhadap perekonomian negara. Negara kita kaya dengan sumber daya alam. Tetapi kalau arus perdagangannya terganggu dengan situasi perang, sehingga kekayaan alam kita tidak bisa diekspor keluar negeri, maka pasti arus perekonomian kita juga terganggu,” sambung Butur-2 tersebut.
Selain itu, faktor iklim juga sangat memengaruhi terjadinya inflasi. Dengan situasi tersebut, hasil produksi petani menurun dan kebutuhan pangan meningkat, sehingga harga juga menjadi naik.
“Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam mewaspadai ancaman iklim. Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan diperlukan kolaborasi semua pihak. Sehingga ancaman kelaparan khususnya di wilayah Kecamatan Bonegunu, tetap terjaga,” tambah Ahali.
Ia meminta masyarakat untuk tetap menekuni profesi masing-masing. Baik sebagai petani maupun nelayan. Dengan begitu, maka perputaran ekonomi dapat terus meningkat dan lancar. Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Butur, Sadaria, SP., mengimbau warga untuk tidak memborong komoditas pangan yang ada di pasar murah tersebut. Sebab stok yang diperdagangkan saat ini terbatas.
“Mengingat komoditas yang tersedia juga terbatas, maka diharapkan masyarakat berbelanja secukupnya, agar lebih merata,” tandasnya. (c/had)