KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) penanggulangan bencana bagi aparatur sipil negara (ASN) se Provinsi Sultra di Kabuaten Muna.
Sekretaris BPBD Prov. Sultra, Andrian Nursalam mengatakan bkegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan peningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana. Juga membantu mengenali resiko, memahami cara mempersiapkan diri menghadapi bencana maupun membangun ketangguhan.
“Sosialisasi, informasi dan edukasi kepada sesama mengenai penanggulangan bencana itu sangat penting khususnya bagi daerah-daerah rawan bencana. Sosialisasi penanggulangan bencana bukan saja tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pihak termasuk ASN, masyarakat dan seluruh elemen masyarakat,” kata Andrian Nursalam, kemarin.
Ia menambahkan, hampir sebagian besar masyarakat yang selamat dari bencana, kurang lebih 70 persen karena kemandirian dalam mengevakuasi atau menyelamatkan diri sendiri. Sehingga diharapkan, sosialisasi ini bisa berlanjut ke lingkungan ASN di kantor maupun keluarga. Kegiatan serupa juga akan rutin dilakukan dengan mengunjungi kabupaten dan kota yang ada di Sultra, demi membangun kesadaran masyarakat.
“Sultra terkenal dengan potensi dan sumber daya alam yang luar biasa. Tetapi, dibalik sumber daya itu ada potensi bencana yang bisa terjadi. Maka kita harus kenali potensi bencana, dampaknya dan persiapan. Sehingga bisa membangun kesadaran masyarakat yang tangguh karena bencana. Olehnya, harus dimulai dari yang terendah, keluarga, RT, RW, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi sampai negara,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten I Kabupaten Muna, Muhammad Safei mengungkapkan sosialisasi ini penting dan memberikan manfaat khususnya bagi pemerintah daerah. Dalam rangka pencegahan penanggulangan bencana yang ada di Muna.
“Dengan kegiatan ini kita berharap, ASN yang mengikuti sosialisasi ini bisa melakukan inovasi terkait cara mencegah dan penanggulangan bencana. Sinergisitas dalam penanggulangan bencana harus melibatkan semua unsur, baik dengan pemerintah, masyarakat maupuan perguruan tinggi untuk menjadi satu kesatuan dalam mengingatkan dan meringankan dalam penanggulangan bencana,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan indeks resiko bencana Kabupaten Muna tahun 2023 yang dikeluarkan Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) bahwa daerah Muna memiliki tingkat resiko bencana yang tinggi dengan skor indeks 174,40. Maka diperlukan pemahaman dan pengetahuan untuk mengenal bahaya bencana serta cara menanggulangi resiko yang akan terjadi.
“Penanggulangan bencana juga harus dilakukan dengan latihan dan berinovasi untuk berkontribusi dalam upaya pengurangan resiko bencana. Serta diharapkan mampu memberi pengetahuan dan meningkatkan kewaspadaan tentang bahaya bencana dan meminimalisir resiko korban jiwa dan kerugian ekonomi,” pungkasnya. (deh/b)