KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kekuatan seorang pemimpin ada pada caranya mengidentifikasi masalah dan memutuskan kebijakan sebagai solusi. Seberapa rumit persoalan, sekompleks apapun cara menyelesaikan, seorang pemimpin hebat akan mengambil risiko dan menuntaskannya. Begitulah karakter kepemimpinan yang diperlihatkan Parinringi SE, M.Si., Pj Bupati Buton Selatan saat ini.
Bukan tanpa alasan Mendagri Tito Karnavian memilih Parinringi melanjutkan estafet kepemimpinan di otorita berjuluk Bumi Gajah Mada tersebut. Sebab bukan pertama kalinya Parinringi mengemban amanah sebagai kepala daerah. Ia juga pernah ditunjuk menjadi Penjabat Bupati Kolaka Utara. Kinerjanya mampu mencapai target Pemerintah Pusat dan memenuhi ekspektasi publik.
Gebrakan Parinringi di periode singkat bekerja sebagai Pj. Bupati Buton Selatan, memberi warna berbeda di otorita kepulauan itu. Dia bergerak cepat dan tepat. Merencanakan pembangunan fisik, mengkonsolidasi kinerja ASN dan membangun harmonisasi bersama Forkompimda. Parinringi bergerak militan untuk memahami kondisi geografis, potensi produktif dan masalah strategis di Buton Selatan. Ia menemukan ironi yang memerlihatkan kesenjangan.
Buton Selatan memiliki potensi sumber daya alam luar biasa, mulai dari pariwisata, perikanan dan pertanian. Sayangnya, masyarakat belum merasakan manfaat optimal dari kekayaan daerah itu. Justru, Busel saat ini masih tertinggal dibanding dengan daerah lain di Sultra. Atas kondisi itu, Parinringi berkomitmen memberikan perubahan. Ia memulai dengan memformulasi kebijakan pembangunan infrastruktur penunjang pelayanan publik. Revitalisasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sampolawa dengan memerluas kawasan menjadi lima hektare, kemudian perbaikan Pelabuhan Bandar Batauga, dengan membangun kembali pelencengan yang lebih kokoh dari terjangan gelombang ekstrem. Lalu, Ia juga siap meninggalkan warisan monumental melalui pembangunan kantor bupati.
“Busel ini sudah 10 tahun “merdeka”, tapi belum ada kantor bupatinya. Insyaallah akan dibangun. Tahun ini kami anggarkan perencanaan. Nanti APBD induk 2025, masuk pekerjaan fisik. Kami sadar kalau anggaran terbatas, sehingga tidak bisa dipaksakan untuk sekali pengalokasian. Jadi multiyears dan yang penting dimulai dulu,” terangnya.
Parinringi tak hanya fokus pada peningkatan infrastuktur. Ia juga memberi perhatian serius pada isu-isu strategis nasional. Mulai dari penurunan angka stunting, kemiskinan ekstrem hingga inflasi. Seluruh elemen digerakkan untuk bahu-membahu menuntaskan masalah itu. Menurut Parinringi, apapun masalahnya jika diatasi bersama, akan lebih mudah dituntaskan.
Soal pengangguran terbuka, Parinringi mulai mendorong sektor-sektor potensial untuk lebih dimaksimalkan. Seperti pariwasata, Ia mencanangkan program event setiap bulan dan dipusatkan pada lokasi berbeda. Di sana akan ada bertumbuh UMKM yang bisa mereduksi pengangguran. Di sektor potensial lainnya seperti pertanian, Parinringi juga sudah mendorong pemanfaatan pekarangan melalui bantuan modal kepada para petani. Bahkan Ia juga sudah mencanangkan one village one produk untuk pilihan tanaman buah-buahan. Pemkab juga sudah menyiapkan lahan APL untuk diolah jadi persawahan melalui program cetak sawah baru seluas 616 hektare dari Kementan.
Pemkab Buton Selatan dalam kendali Pj. Bupati Parinringi, kini mulai menemukan ritme pembangunan yang cepat dan terukur. Bagi Parinringi waktu singkat bersama warga masyarakat Buton Selatan harus dimanfaatkan seefektif mungkin untuk memberikan perubahan positif di semua lini kehidupan. (b/lyn/adv)