-- Kunci dan Penggerak Pengambilan Keputusan Strategis Daerah
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sejak tahun 2022 lalu, Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Buton sudah ditinggal kepala daerah definitifnya. Pasangan bupati dan wakil bupati purnatugas. Pucuk kepemimpinan di birokrasi Buton kemudian di bawah kendali penjabat bupati. Berbeda dengan kepala daerah definitif, Pj. Bupati ditugaskan tanpa wakil. Hingga kini, Buton sudah tiga kali berganti penjabat bupati. Kekosongan posisi wakil bupati itu membuat peran Sekretaris Daerah (Sekda) yang dijabat Asnawi Jamaludin pun semakin kompleks. Sebab Ia tak hanya menjalankan fungsi sebagai “Jenderal” Aparatur Sipil Negara (ASN), tetapi juga mewakili Pj. Bupati dalam berbagai kegiatan.
Namun dengan jadwal yang padat tersebut, Asnawi Jamaludin tak pernah berkeluh. Ia menjalaninya dengan sabar dan penuh semangat. Ia sadar, saat disumpah sebagai jendaral ASN, tidak hanya dituntut taat pada aturan perundang-undangan dan juga loyal pada pimpinan. Lebih dari itu, Ia berikrar sumpah di bawah kita suci Alquran untuk menjalankan perannya dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Apa yang kita lakukan bukan hanya dipertanggungjawabkan pada masyarakat dan pimpinan. Tetapi kepada Allah, itu yang terpenting,” bijak Asnawi. Menjabat sebagai Sekda sejak Januari 2022 lalu, ia bukanlah orang baru di birokrasi Pemkab Buton. Pria asli Buton yang lahir pada 6 Februari 1968 ini telah mendedikasikan diri pada sejumlah OPD, sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Sosial. Sebelumnya, Ia menamatkan pendidikan S1 Bahasa Inggris di Universitas Haluoleo Kendari. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 Administrasi Publik di Universitas Terbuka, Jakarta.
Dengan latar belakang sarjana pendidikan dan magister administrasi publik itulah Asnawi menjadi salah satu sosok yang diandalkan di jajaran Pemkab Buton. Kepiawaiannya dalam berorganisasi yang mampu merumuskan kebijakan pembangunan serta keahlian analisis data menjadikannya sangat dipercaya pimpinan. Saat ini, Asnawi tengah berada di puncak karirnya sebagai ASN. Dalam kapasitas ini, Asnawi tidak hanya menjadi motor penggerak birokrasi, tetapi juga memainkan peran kunci dalam pengambilan keputusan strategis untuk kemajuan daerah. Berbagai program pembangunan infrastruktur, pengembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat berjalan dengan lancar di bawah pengawasannya. Ia juga telah membawa berbagai progres positif dalam tata kelola pemerintahan, termasuk peningkatan efisiensi pelayanan publik dan pemanfaatan teknologi dalam birokrasi.
Sekda Asnawi sudah mengantarkan Buton sebagai kabupaten inovatif pada tahun 2023. Faktanya, mantan Kepala Dinas Sosial itu memang aktif menjadi mentor bagi aparaturnya dalam membuat proyek perubahan. Dibawah bimbingannya, ASN yang mengikuti Diklat kepemimpinan selalu lulus memuaskan. Asnawi juga merupakan tokoh sentral yang menjaga konsistensi Buton memboyong opini wajar tanpa pengecualian (WTP) di setiap tahunnya. Capaian itu merupakan bukti komitmen Sekda Asnawi dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparansi keuangan akuntabel.
Asnawi menjadi contoh nyata seorang birokrat yang bekerja dengan hati dan penuh integritas. Perjalanan karirnya penuh prestasi yang membawa dampak positif bagi kemajuan daerah. Dedikasinya sebagai Panglima tata kelola pemerintahan menjadikannya teladan bagi generasi muda dan penerus birokrasi di Pemkab Buton. (b/lyn/adv)