Perkuat Kerja Sama Internasional

  • Bagikan
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang foto bersama dengan jajaran Kanwil Kemenkumham Sultra usai membahas kerjasama pemberian legalitas usaha bagi pelaku UMKM. (IST)
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang foto bersama dengan jajaran Kanwil Kemenkumham Sultra usai membahas kerjasama pemberian legalitas usaha bagi pelaku UMKM. (IST)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjalin kemitraan dengan Lowy Institute Australia. Sinergi yang dibangun dalam upaya memperkuat hubungan dan kerjasama internasional kedua lembaga tersebut.

Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang, menjelaskan bahwa dalam kunjungan tersebut, berbagai hal strategis telah dibahas yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan investasi di Sultra. “Kunjungan dari Lowy Institute beberapa waktu lalu untuk membahas beberapa hal penting. Kami di Sultra sangat menunggu tindak lanjut dari diskusi tersebut.

Saya berharap bahwa investasi dari teman- teman Australia dapat segera terealisasi, khususnya di Sultra, sehingga kita dapat menunjukkan kepada investor lain mengenai potensi besar yang dimiliki wilayah ini, serta bagaimana investasi besar dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan dan keberlanjutan,” kata Anton Timbang.

Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang bersama Sekda Provinsi Sultra, Asrun Lio memperlihatkan berjudul “Peta Jalan Indonesia Emas 2045”. (IST)

Lanjut dia, Salah satu fokus utama yang dibahas dalam pertemuan Kadin Sultra dengan Lowy Institute Australia adalah mengenai penerapan konsep ramah lingkungan atau “go green” dalam investasi.

Anton Timbang menambahkan, pihaknya siap menindaklanjuti hasil pembahasan ini dan berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan cepat. Ia juga mengungkapkan kesiapan Kadin Sultra untuk menerima undangan kunjungan ke Australia guna mempererat hubungan bilateral.

“Secara ekonomi, Sultra telah mengalami perubahan yang signifikan. Sebelumnya, perekonomian masyarakat Sultra ditopang oleh sektor pertanian dan perikanan. Namun, kini mulai berkembang dengan adanya sektor pertambangan, khususnya pertambangan nikel yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Anton Timbang. (c/ags)

  • Bagikan

Exit mobile version