KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Warga Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) kembali menghadang mobil yang memuat alat berat milik perusahaan dokking, yang melintas melalui jalan desa, Rabu (21/8/2024).
Penolakan ini disebabkan oleh kekhawatiran warga, bahwa penggunaan jalan desa oleh alat berat, dapat membahayakan anak-anak dan warga, serta berpotensi menyebabkan kecelakaan.
"Kami menolak alat berat perusahaan dokking (galangan kapal) melewati jalan desa. Ini sangat berbahaya bagi warga, terutama anak-anak," ungkap Amiruddin, salah satu warga Desa Tanjung Tiram kepada Kendari Pos, Rabu (21/8/2024).
Selain itu, lanjut Amiruddin, warga juga khawatir, jika sering dilewati alat berat, jalan desa bisa rusak. "Kami tidak ingin, jalan desa kami rusak oleh aktivitas perusahaan," tegasnya.
Mewakili warga Tanjung Tiram, Amir-sapaan akrabnya, meminta pihak perusahaan untuk mencari alternatif jalur, yang tidak membebani infrastruktur desa dan lebih aman bagi masyarakat.
"Banyak alternatif jalan bisa dipakai. Bisa juga buat jalan baru khusus perusahaan. Yang pastinya, kami minta jangan pakai jalan desa," ucapnya.
Diloloskan Polisi
Upaya warga Desa Tanjung Tiram menghadang mobil yang memuat alat berat perusahaan dokking, mendapat "reaksi" dari pihak Polsek Moramo Utara. Polisi langsung turun tangan melakukan mediasi. Namun bagi warga menganggapnya sebagai tekanan atau lebih ke nada ancaman.
"Polisi minta kami untuk tidak menghadang mobil tersebut. Katanya sudah punya izin. Kalau ada yang berani tahan, bisa kena pidana," cerita Amiruddin.
Merasa ada tekanan, Amiruddin dan kawan-kawan tidak bisa berbuat banyak. Mereka dengan terpaksa dan menyimpan ganjalan di hati, melihat mobil tersebut melewati jalan desa.
Respon Kapolsek
Kapolsek Moramo Utara, Ipda Tujianto Sujudi SH., M.A.P mengungkapkan, kondisi di Desa Tanjung Tiram sudah kondusif. “Situasi kondusif, aman dan terkendali,” ujarnya singkat kepada Kendari Pos.
Menurutnya, kejadian itu hanya persoalan komunikasi. Tidak ada penghadangan yang dimaksud.
“Hanya mis komunikasi. Kami telah berikan pemahaman kepada warga,” ungkapnya. Pasca kejadian tersebut kendaraan masuk desa dan melanjutkan perjalanan. (KP)