-- DINAS Ketahanan Pangan (ketapang) punya banyak tugas dalam pengendalian pangan berikut pemanfaatannya. Terpenting yakni menciptakan generasi emas penerus bangsa melalui program edukasi makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) di setiap Kabupaten/Kota di Sultra.
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Pada program ini Dinas Ketapang menunjuk 4 desa di daerah ini untuk jadi percontohan. Mereka adalah Desa Towa Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka. Desa Biru, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana. Desa Sampoa Balo, Kabupaten Buton. Desa Kapola Utara, Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Ir. Ari Sismanto, B2 SA ini punya tiga metode untuk mencapai target. Yakni Teras B2SA, (masyarakat menanam pangan di lingkungan tempat tinggal). Lalu Gerai B2SA : sarana untuk memasarkan produk pangan yang dimiliki seperti kios milik warga bersama). Kemudian yang terakhir adalah Rumah B2SA, yaitu Timp Penggerak PKK setempat mengurus warga. “Nah pada empat desa percontohan ini, kami aplikasikan 3 metode dimaksud. Kami membuat kesepakatan dengan masing-masing pemerintah Desa untuk pelaksanaan program dan tindak lanjut ke depannya,“ Tegasnya.
Empat desa ini pada metode Rumah B2SA akan mengurus mereka: Anak stunting, anak kurang gizi dan anak gizi buruk serta Ibu hamil dan ibu menyusui. “Dari empat desa ini, contohnya di Desa Towa, Kolaka dari 39 anak stunting tinggal 4 yang masih butuh perhatian, dan ini menjadi tanggung jawab pemerintah Desa setempat,“ Paparnya.
Demikian dengan pembiayaan masing-masing desa memperoleh Rp 60 juta bantuan tahap 1 dan Rp 75 Juta untuk tahap 2 . Dana tersebut diserahkan kepada PKK untuk mendanai kebutuhan program B2SA di maksud. “Jadi kebutuhan makan anak stunting, anak kurang gizi,gizi buruk , bumil dan busui dari dana Rp 135 juta tersebut, “ Rincinya.
Kadis Ketapang mengatakan sebenarnya apa yang diprogramkan B2SA ini adalah embrio dari program Prabowo, memberi makan gratis. “Bila program ini dilakukan oleh masing masing bupati, tidak akan ada lagi anak stunting atau kurang gizi bahkan gizi buruk. Karena proses pertumbuhan anak pun sudah diperhatikan semenjak dia masih dalam kandungan dan proses menyusui. Program ini merupakan upaya pemerintah untuk melahirkan generasi penerus yang cerdas dan sehat,“ Pungkasnya. (lis/adv)