KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Semarak peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatatkan prestasi penting dalam sektor ekspor. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sultra memfasilitasi ekspor perdana kelapa bulat 646 ton ke Tiongkok, Senin (19/8/2024).
Momen ini tidak hanya menandai komoditas unggulan Sultra menembus pasar dunia, tetapi juga menunjukkan peningkatan peran Indonesia dalam perdagangan internasional, khususnya di bidang pertanian.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Asrun Lio, mengatakan Pemprov Sultra berkomitmen mendukung dan memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan daerah.
“Kami akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan kapasitas produksi para petani dan pelaku usaha di Sultra,” ujar Sekda Sultra Asrun Lio.
Ia mengajak seluruh petani, pelaku usaha, hingga dinas terkait, untuk terus bersinergi dalam mengembangkan produksi pertanian dan subproduknya. Tujuannya agar potensi ekspor produk asli Sultra terus berkembang.
Selain kelapa bulat, Sultra juga memiliki komoditas pertanian lain yang berpotensi besar untuk diekspor, seperti kopra, jagung biji, kakao biji, mete biji, cengkih, tepung kelapa, biji pinang, dan pala.
“Dari data distribusi komoditas, volume pengiriman kopra tercatat 28,46 ribu ton, jagung biji 39,99 ribu ton, kakao biji 5,83 ribu ton, mete biji 4,91 ribu ton, dan cengkih 2,52 ribu ton. Selain itu, kelapa bulat 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang 458 ton, dan pala 297 ton,” paparnya.
Sebelumnya, Kepala Barantin Sahat M. Panggabean mengatakan ekspor perdana kelapa bulat Sultra ke Tiongkok beriilai ekonomi sekira Rp2,52 miliar. “Ekspor perdana kelapa bulat langsung dari Kendari (Sultra) ke Tiongkok ton ini merupakan salah satu bentuk implementasi tugas Barantin. Hal ini berdampak positif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan devisa negara,” ujar Sahat.
Ia berharap ekspor perdana kelapa bulat ini diharapkan memacu perkembangan potensi ekspor komoditas lainnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani, pelaku usaha, dan masyarakat Sultra. “Kami (Barantin) mengawal di hulu, memastikan kesehatan komoditas memenuhi persyaratan negara tujuan,” papar Sahat.(rah/b/adv)