Target Tanami 19 Ribu Hektar Lahan Tidur

  • Bagikan
ILUSTRASI
ILUSTRASI

-- Distannak Dorong Produktivitas Pertanian

Sektor pertanian punya potensi besar. Apalagi lahan tidur di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih cukup luas. Jangan heran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus berupaya memanfaatkan lahan tidur atau lahan pertanian yang terlantar. Tahun 2024, pemerintah menargetkan 19.790 hektar lahan tidur dimanfaatkan melalui program Luas Tambah Tanam (LTT) dan Perluasan Area Tanam (PAT).

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan program LTT dan PAT ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan tidur atau lahan yang selama ini tidak digarap secara optimal.

"Kami menargetkan 19.790 hektar. Hingga 5 Agustus, 3.532 hektar lahan telah ditanami kembali. Ini merupakan langkah signifikan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian di Sultra, terutama untuk masa tanam kedua tahun ini," ujar Rusdin kepada Kendari Pos kemarin.

Program ini lanjutnya, dilakukan di berbagai daerah di Sultra. Sejauh ini, hasilnya cukup positif. Di Kolaka Timur (Koltim) misalnya, telah berhasil menanam seluas 2.639 hektare, sementara di Konawe mencapai 450 hektar. Kolaka realisasi tanam mencapai 18 hektar, Konawe Selatan (Konsel) 90 hektar, Bombana 285 hektar dan Buton mencapai 50 hektar.

"Angka-angka tersebut menunjukkan beberapa daerah di Sultra telah mampu merealisasikan program ini dengan baik. Peningkatan luas tanam ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan produksi padi. Mengingat banyaknya lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan dengan baik kini dapat kita olah kembali," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa program LTT dan PAT ini tidak hanya fokus pada lahan sawah atau lahan padi yang sudah ada, tetapi lebih menekankan pada pemanfaatan lahan tidur yang selama ini tidak pernah digarap. Salah satu contoh konkret dari program ini adalah pemanfaatan lahan di Konsel, tepatnya di Sindang Kasih dan Jati Bali.

“Jadi, ini bukan sawah atau lahan padi eksisting, tetapi lahan tidur yang kita buka atau garap kembali. Seperti di Konsel, tepatnya di Sindang Kasih, di Jati Bali, ada lahan 200 hektar yang tidak pernah di olah. Alhamdulillah, dengan program PAT, kita sudah bisa kembangkan lagi 200 hektare lahan baru,” jelas Rusdin Jaya.

Program PAT juga telah berhasil membuka kembali lahan di Wolasi, yang selama kurang lebih lima hingga enam tahun terakhir tidak pernah diolah. "Melalui percepatan tanam ini, diharapkan lahan-lahan yang selama ini tidak produktif dapat diubah menjadi lahan yang memberikan hasil optimal, sehingga dapat meningkatkan produksi padi di Sultra secara signifikan,"harapnya.

Dengan realisasi yang telah dicapai hingga saat ini, Rusdin menyatakan keyakinannya bahwa produksi padi di Sultra akan mengalami peningkatan yang signifikan pada masa tanam kedua tahun ini. Program LTT dan PAT yang dijalankan secara intensif di berbagai daerah diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil pertanian di wilayah tersebut.

“Kami yakin dan optimis, dengan program ini produksi kita bisa naik di masa tanam kedua ini,” ujar Rusdin.

Secara keseluruhan, program LTT dan PAT yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi Sultra merupakan langkah strategis dalam mengatasi tantangan di sektor pertanian, terutama dalam memaksimalkan pemanfaatan lahan tidur. "Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan Sultra dapat menjadi salah satu daerah dengan produktivitas pertanian yang tinggi di Indonesia,"pungkasnya. (b/rah)

  • Bagikan

Exit mobile version