Mahasiswa Unsultra Produksi Lilin Aromaterapi dari Limbah Minyak Jelantah

  • Bagikan
Foto bersama Tim P2MW Unsultra dan Rektor Unsultra, Prof Andi Bahrun. (HUMAS UNSULTRA)
Foto bersama Tim P2MW Unsultra dan Rektor Unsultra, Prof Andi Bahrun. (HUMAS UNSULTRA)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Mahasiswa Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) menunjukkan kreativitas dan inovasinya dengan mengembangkan produk lilin aromaterapi dengan nama produk Cinnamon Linter yang berbahan dasar limbah minyak jelantah dan ekstrak kayu manis. Berbagai studi diketahui bahwa lilin aromaterapi merupakan lilin yang dimodifikasi dengan memanfaatkan tambahan ekstrak aromaterapi yang bertujuan memberikan aroma relaksasi atau menenangkan.

Lilin ini mudah untuk diproduksi karena memiliki cara pembuatan yang sederhana. Lilin aromaterapi memiliki manfaat untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus, memberi efek relaksasi dan mengurangi stres, meningkatkan kualitas tidur, pelepasan aroma alami yang menenangkan, bahkan di beberapa kasus dapat meredakan sakit kepala dan migren. Produk ini dikembangkan oleh mahasiswa Unsultra saat seleksi dan dinyatakan lolos mendapatkan pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2024 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tim P2MW dengan nama usaha Linter Cinnamon diketuai oleh Laode Muhammad Kairudin dari Program Studi Kimia dengan anggota Lisdayani (Teknik Pertambangan) dan Muhammad Andika (Program Stusi Kimia) dengan pembimbing Wa Ode Syafitri Salsabila, S.Si., M.Si.

Ketua Tim, Laode Muh. Kairudin bersyukur atas lolos proposal P2MW mereka dan merupakan suatu kebanggan tersendiri. Salah satu alasan mereka melahirkan inovasi lilin aromaterapi karena mereka peduli terhadap lingkungan, khususnya banyaknya limbah minyak jelantah yang dibuang begitu saja di lingkungan sekitar, serta besarnya potensi ketersediaan bahan secara alamiah tanaman kayu manis.

Laode Muhammad Kairudin menceritakan ide kreatif produksi Cinnamon Linter (lilin aromaterapi) dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah. Minyak jelantah merupakan minyak bekas yang diperoleh dari hasil penggorengan makanan. Minyak jelantah bersumber dari berbagai jenis minyak seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan lainlain. Di satu sisi, minyak jelantah merupakan sumber energi yang potensial untuk digunakan kembali melalui proses daur ulang atau diubah menjadi produk lain.

“Mahasiswa kreatif Unsultra, menilai dan melalui berbagai sumber ditemukan bahwa minimnya kesadaran dan praktik yang tepat untuk mengelola minyak jelantah telah mengakibatkan dampak yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Berbagai penelitian dan laporan telah mengungkapkan potensi bahaya dari pembuangan minyak jelantah yang tidak tepat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa penggunaan minyak jelantah berulang untuk memproses makanan dapat memicu datangnya penyakit seperti kanker, jantung koroner, dan hipertensi akibat adanya penyumbatan pembuluh darah. Minyak jelantah dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti lilin aroma terapi, sabun, hingga biodiesel yang masing-masing dapat dijual dengan nilai yang cukup tinggi.

“Hal inilah yang mendasari kami dalam mengembangkan usaha produk lilin aromaterapi dengan memanfaatkan minyak jelantah dan ekstrak kayu manis (Cinnamon). Cinnamon merupakan salah satu tanaman rempah-rempah yang memiliki banyak kandungan kimia seperti alkohol, asam sinamat, sinamaldehid, antosianin dan minyak atsiri. Antioksidan dari cinnamon diharapkan mampu menurunkan stress oksidatif yang ada didalam tubuh,” jelasnya.

Cinnamon Linter dari minyak jelantah dan ekstrak kayu manis dapat menjadi salah satu alternatif peluang usaha sehingga akan tercipta lapangan pekerjaan dan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. “Dengan adanya produk Cinnamon Linter yang berbahan dasar limbah minyak jelantah dan ekstrak kayu manis diharapkan dapat menambah wawasan para ibu rumah tangga agar tidak membuang limbah minyak secara sembarang akan tetapi bisa disimpan dan dijual untuk menambah penghasilan tambahan,” katanya.

Kairudin tak lupa menyampaikan terima kasih kepada pimpinan Universitas dan pembimbing atas segala motivasi, dukungan dan bimbingan sehingga mereka mendapat kepercayaan dari Kemendikbudristek sebagai salah satu penyelenggara kegiatan program P2MW dengan harapan semoga menjadi motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa dan generasi muda. (win/b)

  • Bagikan

Exit mobile version