NTP di Sultra Turun Hingga 1,39 persen

  • Bagikan
Petani di Konawe Selatan sedang memupuk padi di sawah. (DOK KENDARI POS)
Petani di Konawe Selatan sedang memupuk padi di sawah. (DOK KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada kabupaten-kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) periode Juli 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra menerangkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan 1,39 persen dibandingkan NTP Juni 2024, yaitu dari 117,59 menjadi 115,96.

Statistisi Ahli Madya BPS Sultra, Erra Septy Vibriane mengatakan bahwa NTP Sultra pada Juli 2024 lalu mengalami penurunan 1,39 persen penurunan NTP pada Juli 2024 disebabkan oleh penurunan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih dalam dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga yang juga mengalami penurunan.

"Penurunan NTP Juli 2024 dipengaruhi oleh turunnya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman hortikultura sebesar 3,60 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,86 persen, dan subsektor peternakan 1,98 persen. Sedangkan dua sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,03 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,43 persen," ujarnya.

Lanjutnya, untuk Indeks Harga yang Diterima oleh Petani (It) pada Juli 2024 juga turun sebesar 1,68 persen dibanding It Juni 2024, yaitu dari 141,27 menjadi 138,90. Penurunan It pada Juli disebabkan oleh turunnya It di empat subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,16, subsektor hortikultura sedalam 3,95 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sedalam 2,20 persen, dan subsektor peternakan sedalam 2,22 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami peningkatan nilai It yaitu subsektor perikanan sebesar 0,12 persen.

"Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima petani bulan Juli 2024 adalah Nilam, lada/merica, kelapa, kemiri, cabai rawit, jagung, kembung, biji jambu mete, belut, dan cumi-cumi. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima petani adalah kakao/coklat biji, cengkeh, tomat, sapi potong, ayam ras pedaging, gabah, cabai merah, sawi hijau, ketimun, dan pala biji," jelasnya.

Ia juga menerangkan, melalui Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Juli 2024, indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,29 persen dibandingkan bulan Juni 2024 yaitu dari 120,14 menjadi 119,78. Penurunan indeks ini disebabkan karena turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) sebesar 0,36 persen dari 120,49 menjadi 120,05.

"Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar petani pada bulan Juli 2024 adalah ikan kembung, ikan layang, ikan katamba, ikan tongkol, ikan teri, kopi, ikan bandeng, ikan kurisi, gula pasir, dan ikan asin tembang. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar petani bulan Juli 2024 adalah tomat buah, bawang merah, beras, tomat sayur, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang putih, ikan mujair, kangkung dan timun," pungkasnya. (win/b)

  • Bagikan