La Haruna Optimis Capai Target Nasional

  • Bagikan
KONSOLIDASI: Penjabat (Pj) Bupati Buton, La Haruna (tengah) bersama jajaran saat menggelar pertemuan, membahas upaya masif dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Harapannya, sampai akhir tahun ini, bisa capai target nasional 14 persen. (Elyn/Kendari Pos)
KONSOLIDASI: Penjabat (Pj) Bupati Buton, La Haruna (tengah) bersama jajaran saat menggelar pertemuan, membahas upaya masif dalam menurunkan angka prevalensi stunting. Harapannya, sampai akhir tahun ini, bisa capai target nasional 14 persen. (Elyn/Kendari Pos)

--Angka Prevalensi Stunting Buton 16 Persen

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton secara masif bergerak, melakukan berbagai kegiatan, menurunkan angka prevalensi stunting. Mulai dari rembug stunting, pembagian bantuan susu dan makanan bergizi, hingga kunjungan lapangan untuk edukasi.

Saat ini, posisi stunting otorita Penjabat (Pj) Bupati La Haruna itu, berada pada angka 16 persen. Semakin dekat dengan target nasional 14 persen di akhir tahun ini.

Pj Bupati Buton, La Haruna mengatakan, tim percepatan penurunan stunting telah dibentuk dan bekerja keras melakukan tugas-tugasnya. Dibawah komandonya, La Haruna memastikan kekompakan dan sinergi seluruh tim, untuk terus menekan angka stunting. Terlebih Buton selalu berada diposisi teratas dalam urusan penanganan stunting.

“Dari permasalahan stunting ini, kita harus terus meningkatkan pelayanan di masyarakat. Diiringi dengan keikhlasan dalam bekerja. Jangan lupa, kerja sama adalah yang paling penting. Karena tanpa itu, kita tidak akan bisa sukses,” ungkap La Haruna kepada Kendari Pos, Senin (5/8/2024).

La Haruna optimis, target nasional bisa dicapai dengan support sistim yang baik dari semua elemen. “Bisa kita capai. Tidak ada yang tidak bisa kalau kerja sama dengan baik,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin mengatakan, Pemkab Buton sudah memenuhi 4 syarat agar data E-PPGM yang riil dilakukan di posyandu, bisa dijadikan standar ukur untuk prevalensi.

Pertama, harus tersedia alat ukur dan alat timbang yang sesuai standar. Kedua, semua kader di posyandu harus bisa menggunakan itu dan terlatih. Ketiga, hasil pengukuran dan penimbangan dilakukan monitoring, dan yang keempat, partisipasi dan cakupan pelaporan seluruh sasaran harus 100 persen atau batas toleransi 95 persen.

“Untuk intervensi stunting, tidak pernah berhenti upaya yang kami lakukan. Bahkan, terus ditingkatkan. Alhamdlulilah, juga dibantu PKK dan Dharmawanita yangmenempatkan stunting ini sebagai program prioritas,” ujarnya.

PKK SUPPORT PEMERINTAH URUS STUNTING

Penjabat (Pj) Ketua PKK Kabupaten Buton, Wa Ode Naharia mengatakan, pihaknya saat ini tengah fokus membantu pemerintah dalam upaya penurunan stunting. Akhir Juli lalu, PKK bersama DWP dan Dinas Kesehatan mengunjungi lokasi lokus stunting di Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina.

Kunjungan ini bertujuan, meninjau langsung kondisi kesehatan dan gizi anak-anak di Desa Sampuabalo. Serta memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu dan keluarga yang terlibat dalam program penanganan stunting.

Wa Ode Naharia menyampaikan, pentingnya peran keluarga dalam memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang baik dan lingkungan sehat untuk mendukung tumbuh kembang optimal.

“Kami berharap, adanya kunjungan ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan stunting dan bersama-sama kita dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Buton,” ujar Wa Ode Naharia.

Naharia mengaku mendapat support maksimal dari Pemda. Sebab, setiap kunjungannya selalu didampingi oleh tim Pemda, DPRD dan unsur Muspida. (lyn/b)

  • Bagikan

Exit mobile version