--Lomba Bertutur Tingkat Provinsi Sukses Digelar
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Lomba bertutur tingkat SD Sederajat resmi ditutup, Kamis (1/8). Perwakilan Kota Baubau keluar sebagai jawara. Sementara Kolaka Utara harus puas diposisi kedua dan disusul Wakatobi. Dengan hasil ini, Kota Baubau akan mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra) di tingkat nasional.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra Nur Saleh bersyukur, lomba bertutur tingkat SD seSultra ini sukses digelar dan berhasil melahirkan para juara bertutur.
“Bagi yang juara lami berikan apresiasi dan uang pembinaan,” ujarnya, usai menutup lomba bertutur tingkat SD Sederajat yang digelar di Gedung Teater Perpustakaan Sultra, kemarin.
Selain mendapatkan apresiasi berupa uang tunai sebagai dana pembinaan, peserta yang meraih juara I dalam lomba ini akan mewakili Sultra ditingkat Nasional.
“Harapan kita, label juara satu di Sultra juha bisa ditorehkan secara nasional sehingga membanggakan kita semua. Kalau itu bisa diraih tentu sangat luar biasa,” kata Nur Saleh.
Ia juga mengapresiasi para guru dan orang tua yang sudah memotivasi peserta didik agar mau berpartisipasi dalam lomba ini.
“Ini menjadi gambaran bahwa kita serius dalam membina, mendidik dan mendampingi hingga kemudian bisa berkiprah dengan baik ditingkat nasional mendatang,” kata Nur Saleh.
Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra, Irwan Mulyadi mengatakan kegiatan lomba bertutur ini merupakan implementasi pembinaan perpustakaan untuk level SD lomba bertutur.
“Kami harap melalui lomba bertutur ini, anak bisa membaca, memahami apa yang dia baca, dan kemudian bisa menyampaikan apa isi yang dia baca,” ungkap Irwan.
Berdasarkan hasil lomba yang telah berlangsung , lanjut Irwan, pihaknya melihat seluruh peserta telah menunjukkan kemampuan maksimalnya. “Setelah acara ini yang juara satu kita arahkan untuk ke tingkat nasional mewakili Sultra,” ujarnya.
Irwan tak menampik jika saat ini minat anak dalam lomba bertutur masih kurang pasalnya diera digital yang sudah mendisrupsi seluruh aspek kehidupan kehidupan ini sedikit menggerus minat generasi penerus.
“Saya harap era disrupsi ini tidak sampai mempengaruhi karakter atau emosi anak. Oleh karena itu, melalui membaca buku, dan lomba bertutur ini mereka bisa menyampaikan bagaimana emosi dalam cerita tersebut,” tandasnya. (c/ags)