-- 43 Siswa SMA dan SMK Siap Bersaing
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Seleksi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat provinsi telah dimulai. Sebanyak 43 siswa dari berbagai SMA dan SMK sederajat di Sulawesi Tenggara (Sultra) akan mengikuti seleksi yang amat ketat. Jika lolos, mereka akan bertugas pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan.
Penjabat (Pj) Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto mengaku bangga. Sebab mereka telah terpilih mewakili sekolah dan daerah masing-masing. Untuk itulah, ia meminta calon paskibra harus mempersiapkan diri mengikuti pemusatan pendidikan dan pelatihan.
"Kalian adalah putra-putri terbaik yang telah terpilih melalui seleksi ketat. Tugas yang kalian emban adalah tugas mulia yang memerlukan disiplin, dedikasi, dan semangat nasionalisme," wejang Andap Budhi Revianto ketika silaturahmi dengan calon Paskibra tingkat provinsi di ruang pola kantor Setprov Sultra, Selasa (30/7).
Dalam arahannya, Andap menekankan pentingnya kepemimpinan yang berintegritas sebagai landasan utama dalam mendukung reformasi budaya organisasi dalam menjalankan tugas sebagai anggota Paskibraka.
"Membangun kepercayaan masyarakat memerlukan komitmen untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dengan prinsip kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Kepemimpinan yang berintegritas adalah kunci untuk mencapai tujuan ini," ujarnya.
Inti nilai integritas inti sambung mantan Kapolda Sultra ini, meliputi kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Pemimpin masa depan harus menjadi pemimpin yang berintegritas tinggi, memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara, serta menjaga keutuhan, kekompakan, dan sinergitas dalam setiap aspek tugas dan tanggung jawab.
"Jadilah pemimpin yang mampu menginspirasi dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Sultra serta negara kita tercinta. Laksanakan semua tugas dan tanggung jawab dengan penuh dedikasi dan semangat pengabdian yang tinggi," ujar Pj Gubernur.
Dalam konteks perkembangan lingkungan strategis, Andap menjelaskan penting untuk memahami perubahan dalam lingkungan global, regional, dan nasional.
"Kita harus menghadapi dinamika. Kini, masyarakat bukan hanya sebagai penerima keputusan, tetapi juga sebagai penilai utama kinerja melalui media sosial dan kanal pengaduan," jelas Andap. (c/rah)
