--Pimpin Tim Terpadu, Gelar Aksi Nyata di Masyarakat
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Bupati Konawe Selatan (Konsel), H. Surunuddin Dangga terus menunjukkan konsistensinya, dalam berjuang mereduksi angka stunting. Dia sangat menyadari, mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Salah satunya karena permasalahan stunting. Olehnya itu, bersama tim terpadu l, melakukan aksi nyata di masyarakat.
Hingga akhir bulan ini, Surunuddin telah mengunjungi 25 kecamatan, sebagai bagian dari agenda aksi konvergensi, untuk mempercepat penurunan dan pencegahan angka stunting.
Program ini bertujuan, mengintegrasikan berbagai upaya dan sumber daya yang tersedia, guna mengurangi prevalensi stunting. Harapannya, supaya terwujud generasi penerus bangsa yang unggul.
Bupati Surunuddin mengatakan, aksi konvergensi percepatan penurunan dan pencegahan stunting, merupakan intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu dan bersama-sama.
“Kita sudah keliling 25 kecamatan. Kita lakukan ini dan melihat hasilnya tiga bulan ke depan. Tepatnya, pada Oktober 2024 nanti,” kata Bupati Surunuddin saat melakukan aksi konvergensi penurunan angka stunting di titik ke 25, Kecamatan Laonti, Desa Namu, Senin sore (29/7/2024).
Dimana, pada hari yang sama dilakukan aksi serupa di Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara yang dipimpin Sekda Hj St Chadidjah. Kemudian, Desa Tambolosu, Kecamatan Laonti, dan terakhir di Desa Namu.
Hadirnya orang nomor satu Konsel itu didampingi Ketua TP PKK Konsel Hj Nurlin Surunuddin, Sekda Hj St Chadidjah, jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD), Camat, Forkopimcam, Kepala Puskesmas, para Kepala Desa setempat, dan pihak terkait lainnya.
Salah satu aksi nyata yang dilakukan, dengan memberikan bantuan kebutuhan gizi secara gratis bagi anak dan ibu hamil, juga calon ibu. Dikatakannya, selain itu juga mendampingi terkait pola asuh hingga membantu rumah tidak layak huni, dan yang tidak memiliki sarana sanitasi layak, didata dan dituntaskan.
“Aksi kita di 25 kecamatan ini, guna memastikan seluruh pihak mulai dari pemerintah kabupaten, kecamatan hingga pemerintah desa memiliki komitmen yang sama. Termasuk TP PKK, puskesmas, dan posyandu harus aktif. Karena aksi menurunkan stunting ini, tidak bisa dilakukan sendiri, harus terpadu dan bersamasama,” tegasnya.