-- Mahasiswa Siap Uji Gagasan Kandidat Gubernur
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Aktivis mahasiswa Sulawesi Tenggara (Sultra), turut memotret perkembangan politik jelang pemilihan kepala daerah serentak. Terutama pemilihan gubernur (Pilgub) Sultra. Meski berbeda latar belakang kampus, namun mereka sepakat kalau Sultra butuh pemimpin visioner. Pandangan itu disampaikan Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Halu Oleo (UHO),Defrian dan Presiden Mahasiswa Universitas Sulawesi Tenggara (Presma Unsultra), Abry Damala saat tampil di Podcast Kendari Pos Channel, Rabu (24/7/2024).
"Sultra ini punya potensi kekayaan alam yang luar biasa. Makanya, harus dipimpin oleh figur visioner. Siapa orangnya? Kami rencana akan menguji gagasannya lewat forum terbuka di kampus," ungkap Presma UHO, Defrian dalam podcast yang dipandu Wadir Kendari Pos, Awal Nurjadin di Graha Pena Kendari.
Defrian menjelaskan, persoalan politik, khususnya jelang Pilgub, menjadi bahasan menarik di kampus. Pengurus lembaga kemahasiswaan, menjadikan nya salah satu topik bahasan yang menarik.
"Sampai sekarang, kami masih mempelajari gagasan semua kandidat. Sekaligus menunggu pasangan calon yang resmi maju bertarung. Intinya, kami punya agenda tersendiri untuk menguji kualitas dan gagasan mereka nantinya," jelasnya.
Sebagai kalangan intelektual, Defrian mengajak mahasiswa supaya menjadikan gagasan sebagai tolok ukur menjatuhkan pilihan di Pilgub nanti. Sebab, masa depan Sultra menjadi taruhan kalau salah memilih pemimpin.
"Ini yang terus kami gaungkan. Mahasiwa harus ambil peran dalam melahirkan pemimpin berkualitas, supaya daerah maju," harapnya.
Senada disampaikan Presiden Mahasiswa Universitas Sulawesi Tenggara (Presma Unsultra), Abry Damala. Menurutnya, Sultra punya sumber daya alam (SDA) melimpah. Sehingga, butuh pemimpin luar biasa untuk mengelolanya secara maksimal.
"Sekaranglah momentumnya. Sebentar lagi suksesi kepemimpinan. Tidak boleh kita salah memilih pemimpin," tegas Abry Damala.
Salah satu upaya agar tidak memilih "kucing dalam karung" untuk pemimpin Sultra ke depan, Abry bakal membuka ruang dialog dengan para kandidat. Tujuannya juga sama, menguji gagasan para kandidat tentang Sultra.
"Di forum itu nanti akan kelihatan, siapa yang benar-benar memahami kondisi Sultra dan punya komitmen untuk memajukannya. Termasuk memanfaatkan kekayaan alam untuk kesejahteraan rakyat," jelasnya.
Abry menilai, kalangan mahasiswa, khususnya pemilih milenial punya nilai tawar tinggi di Pilgub Sultra. Sebab, berdasarkan data KPU, sekitar 40 persen pemilih adalah kalangan milenial.
"Artinya, kalau mayoritas pemilih milenial menentukan pilihan berdasarkan gagasan kandidat, maka saya yakin, akan didapatkan pemimpin sesuai harapan," optimisnya.
Diatas semua itu, baik Abry maupun Defrian berharap Pilgub Sultra dan pilkada secara umum di Sultra bisa berlangsung aman dan kondusif. Sebab, esensi pesta demokrasi adalah mencari pemimpin bukan menciptakan konflik. (ali/ing)