-- Parinringi Letakkan Role untuk Pemimpin Selanjutnya
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kabupaten Buton Selatan (Busel) adalah satu dari tiga daerah otonomi baru (DOB) yang mekar terakhir di jazirah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Busel, Muna Barat dan Buton Tengah adalah tiga "saudara seangkatan" yang resmi mandiri sejak 23 Juli 2014 lalu. Tahun ini tepat satu dekade terbentuk, tetapi Busel belum memiliki kantor bupati sebagai gedung pelayanan publik yang representatif.
Kondisi tersebut menjadi motivasi besar bagi Pj. Bupati Busel saat ini, Parinringi, untuk menghadirkan konstruksi ideal bagi para pegawai dan masyarakat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Parinringi mengakui, postur fiskal Busel memang sangatlah kecil dibanding daerah lain. Tapi itu bukan menjadi tembok penghalang yang tak bisa diruntuhkan. Semua tergantung prioritas. Parinringi pun berkomitmen menghadirkan gedung megah sebagai kantor pelayanan publik Buton Selatan. Jika itu terwujud maka akan menjadi karya sekaligus warisan monumentel selama kepemimpinannya di Busel.
“Sudah 10 tahun, daerah lain (Buteng dan Mubar) sudah punya (kantor bupati), kita belum. Pokoknya tahun ini kita anggarkan dokumen-dokumen perencanaannya, tahun depan masuk fisik," komitmen Parinringi.
Mantan penjabat bupati Kolaka Utara itu melanjutkan, soal lahan sudah siap, bahkan posisinya sangat strategis berada pada ketinggian, tak jauh dari pusat ibu kota di Batauga. "Lahannya sudah kami cek, 5 hektar, mantap. Viewnya bagus, di ketinggian. Aset tanah dan jalan-jalan yang sudah jadi milik Pemkab, itu kami akan sertifikatkan juga," terangnya.
Parinringi pun punya target, jika bupati definitif Buton Selatan nantinya sudah bisa berkantor di gedung baru. "Sekarang ini kantornya masih dari papan. Nah, kita bismillah kita bangun baru. Pemimpin Busel ke depan sudah bisa pakai. Tapi kita anggaran multiyear, dua atau tiga tahunlah," gagasnya.
Selain kantor bupati, Parinringi juga memberikan perhatian khusus pada infrastruktur pelabuhan.Saat ini konstruksi pelabuhan Bandar Batauga, khususnya dermaga pelencangan rusak parah akibat terjangan gelombang tinggi akhir 2022 lalu. Parinringi, menyebut kebutuhan perbaikan infrastruktur pelabuhan harus diatensi cepat. Sebab menjadi salah satu simpul ekonomi utama bagi warga Busel, dimana empat dari tujuh kecamatannya berada di kawasan kepulauan.
"Saya anggap ini urgen sekali. Karena aktivitas transportasi laut kita cukup tinggi. Sayang sekali kalau tak ada pelabuhan memadai. Ini masuk agenda prioritas saya. Langsung kita anggarkan di APBD Perubahan, utamanya pelengsengan itu," tegasnya.
Parinringi menyadari, dengan begitu banyaknya item rencana pembangunan pelabuhan, mustahil bisa menuntaskan dalam waktu singkat di periodenya sebagai penjabat bupati. Akan tetapi, Ia berkomitmen untuk memerjuangkan sumber-sumber anggaran secara maksimal, sehingga bupati definitif nanti tinggal melanjutkan. "Saya tidak lama di sini. Tapi komitmen saya walaupun satu dua program kalau itu bisa dirasakan manfaatnya, saya akan perjuangkan. Kita letakkan rolenya, nanti dilanjutkan bupati berikutnya," janjinya. (lyn)