KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Edukasi terkait strategi untuk memaksimalkan capaian target penggunaan obat dan alat kontrasepsi di Kabupaten Buton Utara (Butur), dilakukan pihak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) setempat. Terbaru, digelar fasilitasi intensifikasi dan integrasi pelayanan keluarga berencana di Puskesmas Bonerombo, Kelurahan Lemo, Kecamatan Kulisusu.
Kepala DPPKB Butur, Rusli, menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka hari kependudukan se-dunia. “Kegiatan ini diinisiasi BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara pada 17 kabupaten dan kota. Buton Utara menjadi salah satu wilayah khusus yang menjadi target pemenuhan penggunaan alat dan kontrasepsi pada akseptor pasangan usia subur,” jelas Rusli, kemarin.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Akses layanan KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara, dr. Fithriyani Abu Kasim, M. Kes, mengaku, akseptor KB di Butur masih rendah. Sehingga diperlukan keterlibatan lintas sektor untuk meningkatkan kepesertaan warga.
“Program Bangga Kencana ini tidak akan berjalan sesuai harapan jika tak didukung peran Pemerintah Daerah,” kata Fithriyani Abu Kasim.
a berharap, kegiatan tersebut bisa membantu Kabupaten Butur mencapai target pelayanan akseptor dengan memerluas jangkauan hingga kecamatan lainnya. Di tempat yang sama, Plh Sekretaris Kabupaten (Sekab) Butur, La Nita, mengapresiasi pihak DPPKB dan BKKBN Provinsi yang berupaya menyukseskan program KBKR di daerah tersebut.
“Fasilitasi intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR ini mencerminkan komitmen Pemkab Butur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian kelahiran yang terencana dan terarah. Sekaligus mengedepankan pemahaman yang benar tentang tujuan dari program KB,” paparnya.
Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setkab Butur itu menegaskan, program tersebut berpengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Sebab penduduk merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk harus dikendalikan dan dikelola dengan baik. Penduduk yang berkualitas merupakan modal penting pada proses itu.
“Keberhasilan kegiatan ini perlu dukungan dari mitra kerja strategis. Mulai dari fasilitas, tenaga medis dan kesehatan hingga sarana prasarana yang dibutuhkan,” tandas La Nita. (b/had)